Papua
Politik Indonesia

Suara dan Media Papua Dibungkam, Gereja di Pasifik: Indonesia Harus Malu!

Para pengunjuk rasa di Jayapura. (Foto: Whens Tebay/Radio New Zealand)
Berita Internasional > Suara dan Media Papua Dibungkam, Gereja di Pasifik: Indonesia Harus Malu!
Advertisements

Gereja-gereja Pasifik mengutuk pemadaman media di Papua Barat, tindakan keras militer di beberapa bagian wilayah, dan pembungkaman perbedaan pendapat.

Mereka juga mengkritik Melanesian Spearhead Group (MSG) karena “membiarkan Indonesia masuk ke dalam pangkuan mereka”.

Dalam sebuah pernyataan, Konferensi Gereja Pasifik (PCC) yang bermarkas di Suva mengatakan telah mencatat dengan kekhawatiran yang mendalam, tentang konflik kemanusiaan di Papua Barat dan berlanjutnya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan keamanan Indonesia.

Baca juga: Nekad Bikin Kabinet, Ikhtiar Papua Barat Tantang Pemerintah Indonesia

“Situasi ini diperburuk khususnya dengan membungkam suara-suara yang tidak setuju, melalui peningkatan kehadiran militer dan penangguhan komunikasi elektronik,” ujarnya, dikutip Asia Pacific Report.

“Sejak 2018, dengan serangan helikopter tempur terhadap masyarakat Nduga, dan disusul oleh pelanggaran hak asasi manusia Papua di Kabupaten Intan Jaya pada 2019 dan Tembagapura pada 2020, Indonesia telah meningkatkan penganiayaan terhadap masyarakat adat.”

Marak Penyiksaan, Papua Barat Berhak Tentukan Nasib Sendiri?

Pemuda Papua membawa keranda palsu selama demonstrasi di Jakarta, 24 september 2007. (Foto: AFP Photo/Ahmad Zamroni via Getty Images)

Baru-baru ini, aparat keamanan telah membakar rumah-rumah di Puncak, “memaksa eksodus masyarakat dengan kedok memerangi terorisme”.

Pernyataan dewan mengatakan, “terorisme” adalah “kemungkinan alasan” untuk membersihkan tanah untuk “keuntungan ekonomi elit Indonesia di Jakarta dan Jayapura”, dalam “genosida budaya” yang berkelanjutan melalui perpindahan orang Papua, dilansir dari Asia Pacific Report.

Indonesia ‘harus malu’

“Sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia harus malu atas tindakannya dan dimintai pertanggungjawaban,” ujar gereja-gereja itu.

Baca juga: Densus 88 Dikirim ke Papua, Tangan Australia Bersimbah Darah?

“Yang juga bersalah dalam peristiwa genosida dan pelanggaran hak asasi manusia ini adalah anggota Melanesian Spearhead Group, yang telah mengizinkan Indonesia masuk ke dalam kelompok mereka.”

PCC berdiri bersama Dewan Gereja Papua Barat untuk kembali menyerukan kepada Presiden Joko Widodo, agar diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia dan masuk ke dalam dialog dengan perwakilan rakyat Papua.

“Kami meminta MSG untuk menerima pencalonan United Liberation Movement for West Papua, dan menggunakan kantornya untuk memulai proses dialog dan rekonsiliasi,” bunyi pernyataan itu.

“Gereja tidak memaafkan pembunuhan aparat keamanan Indonesia atau Papua.”

“Kami menyadari bahwa tanpa diskusi bebas dan terbuka, konflik yang berlangsung lebih dari 60 tahun ini tidak akan berakhir.”

“Hari ini (20 Mei) saat kita memperingati 19 tahun penerimaan Timor Leste ke dalam keluarga Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami mengimbau Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menangani masalah Papua Barat dengan sangat mendesak,” dinukil dari Asia Pacific Report.

Penerjemah dan editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Para pengunjuk rasa di Jayapura. (Foto: Whens Tebay/Radio New Zealand)

Suara dan Media Papua Dibungkam, Gereja di Pasifik: Indonesia Harus Malu!

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top