Global

Tak Aman, Pejabat PBB Dilarang Gunakan WhatsApp

lustrasi WhatsApp. (Foto: Pixabay)
Berita Internasional > Tak Aman, Pejabat PBB Dilarang Gunakan WhatsApp
Advertisements

Pejabat PBB tidak lagi menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi karena “aplikasi itu tidak dianggap sebagai mekanisme yang aman,” menurut juru bicara PBB kepada Reuters, pada Kamis (23/1), setelah para ahli PBB menuduh Arab Saudi menggunakan platform komunikasi online itu untuk meretas ponsel Kepala Eksekutif Amazon dan pemilik The Washington Post, Jeff Bezos.

Pada Rabu (22/1), pakar independen PBB menyatakan, mereka memiliki informasi yang merujuk pada “kemungkinan keterlibatan” Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam dugaan serangan siber terhadap miliarder Amazon.com itu pada 2018.

Mereka menyerukan penyelidikan segera oleh AS dan pihak berwenang lainnya, berdasarkan laporan forensik oleh FTI Consulting yang berbasis di Washington. Laporan tersebut menuduh iPhone milik Bezos dibajak oleh berkas video berbahaya yang dikirim dari akun WhatsApp yang digunakan putra mahkota.

Ketika ditanya Reuters apakah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berkomunikasi dengan Putra Mahkota Saudi atau pemimpin dunia lainnya menggunakan WhatsApp, juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pada Kamis (23/1), “Para pejabat senior di PBB telah diperintahkan untuk tidak menggunakan WhatsApp, itu tidak dianggap sebagai mekanisme yang aman.”

Baca Juga: Konflik AS-Iran dan Dampaknya bagi Indonesia

“Jadi tidak, saya yakin Sekretaris Jenderal tidak menggunakannya,” tutur Haq. Dia kemudian menambahkan bahwa arahan untuk tidak menggunakan WhatsApp telah diberikan kepada pejabat PBB pada Juni tahun lalu.

Ketika ditanya tentang langkah PBB, WhatsApp menjelaskan pihaknya telah menyediakan keamanan industri terkemuka untuk lebih dari 1,5 miliar penggunanya.

“Setiap pesan pribadi dilindungi oleh enkripsi untuk membantu mencegah pihak WhatsApp atau orang lain melihat obrolan. Teknologi enkripsi yang kami kembangkan dengan Signal sangat diapresiasi oleh para pakar keamanan dan masih menjadi yang terbaik yang tersedia untuk orang-orang di seluruh dunia,” ujar Direktur Komunikasi WhatsApp Carl Woog, seperti yang dikutip Reuters.

Karena alasan itu, larangan apa pun yang secara khusus menargetkan WhatsApp (yang dimiliki oleh Facebook Inc) dapat membuat para pakar keamanan digital kebingungan.

WhatsApp “menangani keamanan dengan sangat serius dibandingkan dengan aplikasi perpesanan yang lain,” ujar peneliti Oded Vanunu kepada Reuters. Perusahaannya, Checkpoint, yang berbasis di Tel Aviv, meneliti dan memeriksa kekurangan dalam aplikasi-aplikasi pengiriman pesan.

“Setiap aplikasi memiliki kerentanan yang dapat Anda manfaatkan dengan cara tertentu,” ucapnya, dan menambahkan bahwa WhatsApp sangat baik dalam memperbaiki kerentanan itu. “Perusahaan perpesanan lainnya memiliki jenis prosedur keamanan yang jauh lebih rendah,” imbuhnya.

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengawal Jared Kushner dan Ivanka Trump di Riyadh pada Mei 2017. (Foto pendukung artikel Tak Aman, Pejabat PBB Dilarang Gunakan WhatsApp: Reuters/Jonathan Ernst)

Baca Juga: Sejarah Panjang dan Berliku Hubungan AS-Iran

Sementara itu, PBB juga memperingatkan menantu Trump Jared Kushner bahwa ponselnya kemungkinan juga diretas oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Agnes Callamard, pelapor khusus PBB yang menuduh Mohammed bin Salman terlibat dalam peretasan ponsel Bezos, memperingatkan bahwa Jared Kushner kemungkinan juga menjadi target lain, dan harus segera berkonsultasi dengan pakar keamanan siber.

“Saya harap menantu Donald Trump dan siapa pun akan segera memeriksa ponsel mereka dan menghubungi pakar keamanan siber terbaik, sehingga kita dapat memahami strategi dan kebijakan peretasan itu,” ujar Callamard kepada CNN.

Walaupun penggunaan WhatsApp diizinkan oleh kantor penasihat Gedung Putih dalam kondisi tertentu, namun penggunaan Kushner atas layanan pengiriman pesan itu untuk berkomunikasi secara pribadi dengan pangeran Saudi meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat AS, menurut The Telegraph.

Sebagai salah satu pejabat paling kuat di pemerintahan Trump, setiap peretasan ponsel Kushner dapat menimbulkan risiko keamanan bagi AS.

Saat Kushner bergabung menjadi staf Gedung Putih pada 2017, para pejabat intelijen awalnya menolak untuk memberinya izin keamanan tingkat atas. Namun, akhirnya Trump memerintahkan menantunya untuk diberi izin penuh dan akses terhadap intelijen rahasia pada Mei 2018.

Para pejabat Gedung Putih sejauh ini meremehkan laporan peretasan itu.

“Arab Saudi jelas merupakan mitra dan sekutu kami,” ujar Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Hogan Gidley, Kamis (23/1), dikutip dari Daily Mail. “Saya tahu tentang laporan itu. Namun, saya tidak punya informasi yang lebih rinci. Kami jelas menanggapi situasi itu dengan serius sehingga jika kami memiliki informasi lebih, saya akan memberi tahu media.”

Callamard menambahkan, ada “kemungkinan menengah hingga tinggi bahwa sumber peretasan itu memang dari akun WhatsApp Mohammed bin Salman.”

“Kami sekarang memiliki bukti bahwa Saudi tidak hanya menargetkan telepon para pembangkang yang tinggal di luar negeri, tetapi juga termasuk ponsel orang-orang pada umumnya yang memiliki kepentingan strategis dengan Arab Saudi,” tegasnya.

Dia mendesak siapa pun yang telah melakukan kontak dengan bin Salman untuk memperhatikan keamanan siber mereka sendiri.

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Ilustrasi WhatsApp. (Foto pendukung artikel Tak Aman, Pejabat PBB Dilarang Gunakan WhatsApp: Pixabay)

Tak Aman, Pejabat PBB Dilarang Gunakan WhatsApp

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top