Asia

Tak Suka Dikritik, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kecam Wapresnya

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Reuters)
Berita Internasional > Tak Suka Dikritik, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kecam Wapresnya

Marah karena dikritik oleh wakil presidennya terkait tindakan keras terhadap narkoba, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan wapresnya Leni Robredo untuk mengambil alih tugas pemberantasan narkoba. Masih belum jelas apakah tawaran Duterte itu memiliki maksud sarkastik, meskipun ia mengatakan akan mengirim surat kepada Robredo, yang merupakan mantan pengacara hak asasi manusia. Penumpasan narkoba yang dipimpin Duterte telah menewaskan ribuan orang, dan memicu kekhawatiran global.

Oleh: Channel NewsAsia

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (28/10) mengecam Wakil Presiden Leni Robredo karena mengkritik perangnya melawan narkoba, dan menawarkan untuk menempatkannya sebagai penanggung jawab penegak hukum.

Presiden Rodrigo Duterte memiliki hubungan yang sangat dingin dengan pemimpin oposisi Robredo, yang dipilih secara terpisah dari Duterte. Penumpasan narkoba yang dipimpin Duterte telah menewaskan ribuan orang, memicu kekhawatiran global, meskipun jajak pendapat menunjukkan dukungan domestik yang kuat untuk kampanye tersebut.

“Saya akan menyerahkan kekuatan saya untuk menegakkan hukum,” kata Duterte dalam sambutannya kepada para pejabat pemerintah yang baru ditunjuk. “Saya akan memberikannya kepada wakil presiden selama enam bulan. Saya akan membiarkan dia melaksanakannya, mari kita lihat apa yang akan terjadi. Saya tidak akan ikut campur.”

Masih belum jelas apakah tawaran Duterte itu memiliki maksud sarkastik, meskipun ia mengatakan akan mengirim surat kepada Robredo, yang merupakan mantan pengacara hak asasi manusia.

Wakil Presiden Filipina Leni Robredo, bersama mantan presiden Benigno Aquino. (Foto: EPA)

Seorang juru bicara untuk Duterte tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters yang menanyakan tentang dasar hukum untuk pengalihan wewenang tersebut.

Komentar itu menyusul pernyataan Robredo dalam sebuah wawancara dengan Reuters, yang mengatakan bahwa terlalu banyak orang terbunuh dalam penumpasan itu, yang belum juga menyelesaikan masalah narkoba.

Komentar itu membuat Duterte, para menteri, dan pendukungnya marah. Robredo juga mendesak akses bagi PBB untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran hak atas tindakan keras tersebut, yang telah ditampik oleh pemerintahan Duterte.

Kemudian, Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa Robredo dapat memulai pekerjaan itu kapan saja.

“Jika dia mau, saya bisa menugaskan dia menjadi raja narkoba,” kata Duterte. “Saya akan memberinya kuasa, jadi dia akan tahu betapa mudahnya mengendalikan narkoba.”

Kantor Robredo mengatakan bahwa wakil presiden itu belum memiliki pernyataan tentang masalah tersebut.

Dalam wawancara dengan saluran berita ANC pada Senin (28/10), Robredo mempertahankan kritiknya terhadap kebijakan Duterte.

“Saya tidak bisa hanya duduk dan membiarkan ini terjadi,” katanya. “Jika saya melihat sesuatu yang salah, saya merasa itu adalah kewajiban saya untuk mengungkapkan apa yang saya lihat, tidak peduli seberapa sedikit dukungan yang saya dapat.”

Pihak berwenang Filipina membantah tuduhan para aktivis bahwa pengedar dan pengguna narkoba dieksekusi mati dan mengatakan bahwa lebih dari 7.000 orang yang terbunuh oleh polisi semuanya menolak penangkapan.

Polisi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan pembunuhan misterius terhadap ribuan pengguna narkoba.

Keterangan foto utama: Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Reuters)

Tak Suka Dikritik, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kecam Wapresnya

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top