Trump: ‘AS Harus Anggap Jerman Musuh Seperti Perang Dunia II’

Sumber

Posted on March 31, 2020 at 11:26 am

Mantan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Heather Conley menyebut kebijakan luar negeri yang didorong kepribadian Presiden AS Donald Trump telah menimbulkan efek menghancurkan selama pandemi COVID-19.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan negaranya harus memperlakukan Jerman lebih seperti musuh karena kedua negara memang sudah jadi musuh dalam Perang Dunia II. Pernyataan itu terlontar ketika Trump kembali melobi untuk hubungan AS-Rusia yang lebih erat.

Jika Trump mengubah pernyataan spontan itu menjadi kebijakan Amerika Serikat, Trump akan merombak dinamika kekuatan global pasca-Perang Dunia II secara fundamental, yang telah membuat negara-negara Barat merangkul Jerman sambil memerangi Rusia dan memerangi penyebaran komunisme di era-pasca perang. Namun, dengan sedikit pertentangan terhadap aliansi Amerika-Jerman di Kongres AS, terutama Senat yang dikelola Partai Republik, rencana semacam itu akan menghadapi kecaman yang cukup besar, termasuk dari dalam partai sendiri.

Selama muncul di acara televisi “Fox & Friends”, Trump melontarkan kecaman luar biasa tentang Jerman dan Rusia, serta bagaimana Amerika Serikat harus memperlakukan masing-masing negara. sebelumnya, ia ditanyai tentang apa yang akan dibahas olehnya dan Presiden Rusia Vladimir Putin selama percakapan telepon yang direncanakan pada Senin (30/3) pagi.

Ia menegaskan pandangannya sejak lama, yang telah dinyatakan sejak dia pertama kali menjadi calon presiden pada Pilpres AS 2016. Ia percaya, hubungan yang lebih hangat antara Amerika dan Rusia akan membuahkan hasil yang baik. Selain perselisihan selama lima tahun, kedua musuh selama Perang Dingin itu tetap menjadi saingan di panggung global.

“Mereka juga berperang di Perang Dunia II. Mereka kehilangan 50 juta orang,” kata Trump tentang Rusia, yang saat itu masih menjadi Uni Soviet.

“Jerman pernah menjadi musuh. Jerman sekarang menjadi negara yang luar biasa ini,” tambahnya.

Trump seakan menyarankan negara kuat Eropa yang sekarang demokratis itu tidak begitu baik di matanya.

Dalam gagasan nyata ala Trumpian, ia berusaha menjauhkan diri dari saran tersebut, dengan menyebut-nyebut leluhur Jermannya.

“Begini, itu tidak masalah,” tegas Trump tentang hubungan AS-Jerman.

“Itu sudah mengalir dalam warisan leluhur saya.”

Trump terkadang merasa frustrasi dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel sendiri dekat dengan mantan Presiden AS Barack Obama dan tidak selalu mengikuti permintaan atau nasihat Trump.

The Independent mencatat, Merkel pada 2018 telah meminta NATO untuk memiliki sikap yang lebih keras terhadap Rusia. Di Jerman sendiri, Partai Kesatuan Kristen Demokratik yang mengusungnya biasanya mengusulkan kebijakan terberat untuk berurusan dengan pemerintahan Putin.

Mattia Nelles dari Atlantic Council non-partisan telah menulis tentang “keinginan khas Jerman untuk berhubungan baik dengan Rusia.”

Lagipula, Jerman mengimpor US$22 miliar dalam produk energi dari Rusia, menurut ComTrade dan TradingEconomics.com. Jerman juga membeli miliaran lebih banyak tembaga, aluminium, baja, dan produk penting lainnya dari Rusia. Artinya, hubungan tersebut menjadi kebutuhan ekonomi utama bagi Jerman.

Terlepas dari permintaan terselubung Trump bagi negara-negara untuk memperlakukan Jerman lebih sebagai musuh daripada teman, Nells telah menulis pandangan Jerman yang luas tentang hubungan hangat dengan pemerintah Putin “umumnya sejalan dengan kebijakan Uni Eropa atas Rusia dan melibatkan kritik terhadap Rusia atas kegiatan ilegal Rusia dan melawan melalui sanksi, sementara pada saat yang sama berusaha untuk terlibat dalam perdagangan serta kerja sama masyarakat sipil atau budaya.”

Heather Conley, mantan pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang sekarang bekerja di Center for Strategic and International Studies non-partisan, baru-baru ini menyebut pendekatan kebijakan luar negeri Trump terkait pandemi virus corona COVID-19 “didorong oleh kepribadian”, “didorong oleh upaya saling menyalahkan”, dan “menghancurkan”.

Menurut Conley, pendekatan kebijakan luar negeri Trump itu memiliki implikasi hebat dan nyata bagi kepemimpinan Amerika Serikat di dunia serta bagi para sekutu dan mitra.

“Apa yang terjadi jika Anda tidak menyukai Angela Merkel dari Jerman? Sayangnya, dinamika kepribadian ini adalah situasi normal baru,” ujar Conley kepada wartawan baru-baru ini.

“Hal itu benar-benar merusak berbagai institusi dan semua hubungan yang selama ini telah menjagai jenis dan mekanisme krisis seperti ini tetap bekerja.”

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Donald Trump dan Angela Merkel. (Foto: Politico.eu)

Trump: ‘AS Harus Anggap Jerman Musuh Seperti Perang Dunia II’