Presiden AS Donald Trump sedang bersiap menggelontorkan US$3,8 miliar untuk seluruh program Departemen Pertahanan (termasuk yang digunakan untuk mendanai keadaan darurat serta pengadaan kapal, jet tempur F-35, dan kendaraan Angkatan Darat) demi membantu pembangunan tembok di sepanjang perbatasan selatan, menurut laporan Foreign Policy.
Dalam dua tahun berturut-turut, Trump mendongkrak keuangan Departemen Pertahanan AS demi membangun tembok perbatasan AS-Meksiko, mengambil dana tahun fiskal 2020 yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan anti-kanker dan pembangunan militer.
Namun di tahun ini, sebagiam besar dolar itu akan disalurkan dari rekening perang—yang dikenal sebagai Operasi Kontingensi Luar Negeri. Tindakan itu (berdasarkan informasi yang diperoleh Foreign Policy), mempertimbangkan usulan ulang program pada 13 Februari, yang dikirim ke anggota parlemen.
Sebagai informasi, Operasi Kontingensi Luar Negeri didirikan setelah serangan teroris 9/11. Tujuan pendiriannya adalah untuk mendanai persyaratan darurat. Hal itu dikritik karena dinilai menghindari aturan batas pengeluaran wajib, yang ditetapkan oleh Kongres.
Seperti yang terjadi tahun lalu, Gedung Putih berencana mentransfer dana dari anggaran Pentagon ke anggaran anti-narkoba. Dari sana, Gedung Putih berpendapat, secara legal uang itu dapat digunakan untuk membangun bermil-mil tambahan tembok, sesuai dengan Bagian 284 Kode AS A. (b).
Ribert Salesses, Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Integrasi Pertahanan Tanah Air dan Dukungan Pertahanan dari Otoritas Sipil, mengatakan bahwa uang tersebut akan digunakan untuk proyek pembatasan. “Termasuk membangun pagar, jalan, dan penerangan, di California, Arizona, New Mexico, dan Texas,” imbuhnya kepada Foreign Policy, pada Kamis (13/2) di Pentagon.
Pemerintah telah mengonfirmasi bahwa pihaknya menggunakan dana anti-narkoba Pentagon untuk membangun tembok AS-Meksiko. Pembatasan ini akan membantu menahan kartel narkoba Meksiko di teluk.
“Semua area perbatasan di sepanjang AS-Meksiko adalah rumah bagi beberapa kartel narkoba terkuat dan paling kejam di dunia,” ujar Salesses.
“Peningkatan perbatasan untuk menyangkal kegiatan itu akan membantu dan mencegah penyeberangan ilegal dan membendung aliran narkotika ilegal ke AS,” sambungnya.
Menurut pejabat pengawas keuangan Pentagon, Elaine McCusker, secara keseluruhan, Departemen Pertahanan berencana mengalihkan US$1,6 miliar dari anggaran Operasi Kontingensi Luar Negeri ke anggaran anti-narkoba. Uang itu dimaksudkan untuk pengadaan dua pesawat angkut C-130J dan delapan sistem udara tak berawak MQ-9, serta peralatan Garda Nasional dan Cadangan.
Selain itu, departemen tersebut pun berencana untuk mentransfer US$2,2 miliar dari anggaran dasar (dana yang seharusnya digunakan untuk membeli kendaraan Angkatan Darat, pesawat, dan kapal Angkatan Laut, dan pesawat Angkatan Udara) ke anggaran anti-narkoba.
Secara khusus, transfer tersebut meliputi US$201 juta untuk kendaraan Angkatan Darat, US$223 juta untuk dua Angkatan Laut F-35, US$155 juta untuk dua pesawat tiltrotor V-22 Osprey, US$180 juta untuk satu pesawat maritim P-8, US$650 juta untuk kapal serbu helikopter pendaratan Angkatan Laut, US$261 juta untuk Expeditionary Fast Transports, US$156 juta untuk dana pengadaan lanjutan untuk F-35 Angkatan Udara, US$196 juta untuk dua C-130J, dan US$180 juta untuk program pesawat serang ringan, yang sekarang sudah tidak ada, Foreign Policy melaporkan.
Presiden Donald Trump berbicara ketika berpartisipasi dalam tur prototipe tembok perbatasan. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
Berdasarkan rekomendasi sekretaris Angkatan Darat, Korps Insinyur Angkatan Darat AS, pengawas keuangan, dan ketua Kepala Staf Gabungan, Esper memutuskan untuk membangun 177 mil tembok (bukan permintaan penuh) di tanah yang dikontrol secara federal dengan estimasi dana senilai US$3,8 miliar untuk proyek tersebut.
“Barang-barang yang akan didanai adalah prioritas yang lebih tinggi daripada barang-barang yang dananya ditransfer. Transfer dana tidak akan berdampak buruk pada kesiapan militer AS,” ujar Salesses.
Korps Insinyur Angkatan Darat mengatakan, pihaknya akan membangun tembok pembatas. “Harus menyelesaikan proyek dalam 12 hingga 24 bulan ke depan. Saya tidak percaya Departemen Keamanan Dalam Negeri akan meminta dukungan tambahan untuk tembok perbatasan tahun depan,” sambungnya.
Kabar kesiapan Gedung Putih mempersiapkan dana untuk perang bersyarat darurat merebak, seiring AS mengerahkan lebih banyak pasukan AS dalam konflik di luar negeri.
Sejak ketegangan dengan Iran melonjak musim panas lalu, Pentagon telah mengerahkan lebih dari 14.000 pasukan tambahan AS ke Timur Tengah—termasuk 3.500 tentara dengan Divisi Lintas Udara ke-82 yang dikerahkan bulan lalu, setelah serangan pesawat tanpa awak AS yang menewaskan Mayjen Iran Qassem Soleimani.
Anggota parlemen mengaku geram atas proposal yang diumumkan. Seorang Republikan dari Texas dan anggota Komite Layanan Bersenjata Dewan Mac Thornberry mengatakan, mengalihkan dana untuk anggaran militer merusak prinsip kontrol sipil atas militer, dan melanggar pemisahan kekuasaan dalam Konstitusi.
Sementara itu, dalam sebuah surat yang dikirim ke Esper, sembilan senator Demokrat yang duduk di subkomite pertahanan manyatakan sikap geram terkait rencana untuk mengubah program di seluruh departemen.
“Pengubahan dana ini merupakan serangan terhadap upaya dalam memastikan tentara-warga negara kita siap menanggapi bencana, baik di luar negeri maupun di hampir setiap komunitas di 50 negara bagian dan empat wilayah,” demikian tulis Senator Demokrat Dick Durbin, Patrick Leahy, Jack Reed, Brian Schatz, Dianne Feinstein, Patty Murray, Jon Tester, Tom Udall, dan Tammy Baldwin, dikutip dari Foreign Policy.
Secara khusus, para senator menyatakan kekhawatiran atas rencana Departemen Pertahanan untuk mengalihkan dana dari anggaran National Guard and Reserve yang sebetulnya kurang untuk jangka panjang. Termasuk US$1,3 miliar yang diberikan Kongres kepada National Guard and Reserve Equipment pada tahun fiskal 2020. Mereka menyebut ini sebagai garis hidup modernisasi untuk National Guard and Reserve, baik untuk misi perang maupun kontinjensi domestik.
Melalui surat itu, para senator juga mengaku khawatir pada keputusan untuk mentransfer dana dari anggaran Operasi Kontingensi Luar Negeri untuk pembangunan tembok tambahan. “Itu akan mengubah anggaran perang menjadi ‘dana tertentu’,” kata para senator memperingatkan.
“Anggaran-anggaran ini dibuat untuk memisahkan apa yang seharusnya menjadi pengeluaran sementara yang terkait perang, dengan operasi rutin Angkatan Bersenjata kami. Namun para kritikus menyebut anggaran-anggaran dari ‘dana tertentu’ ini untuk menghindari batas pengeluaran,” tulis para senator.
The Washington Post melaporkan pada Januari bahwa Trump berencana untuk memprogram ulang US$7,2 miliar secara keseluruhan dalam pendanaan Pentagon tahun ini, untuk menyelesaikan sekitar 885 mil pagar baru pada musim semi 2022.
Itu awalnya dilaporkan mencakup US$3,5 miliar dari anggaran anti-narkoba (naik dari US$2,5 miliar yang dialihkan pada 2019) dan juga US$3,7 miliar dalam pendanaan konstruksi militer, sedikit naik dari US$3,6 miliar pada 2019. Namun, peningkatan menjadi US$3,8 miliar untuk anggaran anti-narkoba menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan bisa lebih tinggi dari US$7,2 miliar.
Total dana yang disalurkan AS untuk tembok perbatasan AS-Meksiko menjadi lebih dari US$18,4 miliar. Membangun tembok perbatasan AS-Meksiko adalah janji kampanye utama 2016 Trump, yang menghadapi pemilihan ulang tahun ini.
Seorang hakim di El Paso, Texas, memutuskan akhir tahun lalu bahwa Gedung Putih melanggar hukum dalam mengalihkan dana untuk tembok perbatasan yang telah disahkan oleh Kongres untuk Pentagon, dan membekukan US$3,6 miliar.
Namun pemerintah mengajukan banding atas putusan tersebut, dan Pengadilan Banding AS untuk Sirkuit ke-5 mencabut perintah tersebut pada Januari. Hal itu memungkinkan pekerjaan pembangunan perbatasan untuk dilanjutkan, kendati secara hukum masih bermasalah.
Mengalihkan dana Pentagon untuk tembok perbatasan hanyalah salah satu dari banyak contoh di mana pemerintahan Trump telah berusaha untuk menghindari otoritas Kongres, terutama kontrolnya atas alokasi pemerintah.
“Manuver Trump untuk mentransfer dana kali ini berbeda dengan proses sebelumnya, yang melibatkan konsultasi dengan komite pengawasan pertahanan Kongres tentang pemrograman ulang dan transfer,” tulis para senator.
“Terlibat dalam skema ini lagi tidak hanya kontroversial, namun juga tidak sehat bagi hubungan yang kita cari dalam masalah pertahanan nasional—yang seharusnya tidak berada pada jenis dendam dan keberpihakan seperti ini,” lanjut mereka.
“Prioritas pertama adalah perlindungan tanah air,” ujar Esper saat konferensi pers dengan mitranya dari Jepang pada Januari, dilansir dari Foreign Policy.
“Jadi perbatasan barat daya adalah masalah keamanan. Dan jadi kita akan melihat bagaimana keadaannya, namun tetap berkomitmen untuk mendukung Departemen Keamanan Dalam Negeri dan misinya,” sambung dia.
Penerjemah: Virdika Rizky Utama
Editor: Aziza Fanny Larasati
Keterangan foto utama: Bagian dari dinding perbatasan AS-Meksiko di Sunland Park di seberang kota perbatasan Meksiko, Ciudad Juarez. (Foto: Reuters)
Upaya Trump Alihkan Dana Pentagon untuk Bangun Tembok AS-Meksiko