Virus Corona
Amerika

7 Klaim Corona Trump yang Paling Salah dan Menyesatkan

Berita Internasional > 7 Klaim Corona Trump yang Paling Salah dan Menyesatkan

Ketika kematian akibat pandemi COVID-19 kian meningkat di Amerika Serikat, Presiden AS Donald Trump tampaknya tidak dapat memahami keparahan masalah dan terus membuat banyak klaim palsu.

Para pemeriksa fakta politik telah berkembang biak di bawah Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Presiden yang satu ini menurut salah satu perhitungan telah menyatakan lebih dari 16.000 klaim menyesatkan atau salah kaprah selama tiga tahun pertamanya di Gedung Putih.

Jumlah klaim palsu Trump kian bertambah banyak selama pandemi COVID-19. Berikut ini The Guardian mendaftar beberapa klaimnya yang paling menyesatkan dan paling sering diulang tentang penyakit COVID-19, respons pemerintahannya terhadap wabah, dan kemungkinan situasi di masa depan.

1. ‘Tidak ada yang tahu akan pandemi atau epidemi di tingkat ini’

Trump telah berulang kali menyatakan keterkejutannya pada skala wabah ketika menyebar di seluruh dunia dan Amerika Serikat.

“Saya akan melihatnya sebagai sesuatu yang mengejutkan seluruh dunia,” tutur Trump dalam konferensi pers awal Maret 2020.

“Tidak ada seorang pun yang tahu akan ada pandemi atau epidemi dalam tingkat ini.”

Baca Juga: Corona di Amerika Serikat: Trump Akhirnya Dengarkan Pakar Kesehatan

Dalam jumpa pers terpisah, Trump mengatakan, “Saya hanya berpikir ini adalah sesuatu yang tidak pernah Anda pernah pikirkan benar-benar akan terjadi.”

Namun, ada bukti pemerintahan Trump tidak hanya diperingatkan tentang potensi pandemi dan bahayanya bagi rakyat Amerika, mereka juga disajikan rencana tentang bagaimana menghadapinya, yang segera diabaikan.

Selama pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama, Dewan Keamanan Nasional (NSC) menyusun “buku pedoman tentang memerangi pandemi” setebal 69 halaman, Politico melaporkan. Dokumen yang dibuat setelah wabah Ebola pada 2016 itu berisi saran untuk melacak penyebaran virus baru, bagaimana memastikan pengujian dilakukan secara efektif, dan perlunya memasok sumber daya darurat.

Pemerintahan Trump selanjutnya diberi pengarahan tentang buku pedoman itu, tetapi segera mengabaikannya, menurut seorang pejabat anonim yang dikutip oleh Politico.

Ini bukan satu-satunya wawasan pemerintah AS tentang ancaman pandemi. Pada Oktober 2019, laporan internal pemerintah federal memperingatkan Amerika kurang persiapan dan dana dalam mengatasi virus tanpa adanya obat.

2. ‘Ini akan menghilang suatu hari seperti keajaiban’

Reaksi Trump terhadap virus corona baru beragam dari tidak percaya, meremehkan masalah dengan sangat buruk, hingga optimisme yang tampaknya tidak berdasarkan kenyataan.

Pada Februari 2020, Trump mengatakan virus corona baru “mungkin hilang. Kita akan menunggu apa yang terjadi. Tidak ada yang benar-benar tahu.” Trump memperkirakan wabah itu “akan menghilang suatu hari seperti keajaiban.”

Dilansir dari The Guardian, posisi Trump itu telah berulang kali ditentang oleh para ahli kesehatan masyarakat yang memperkirakan peningkatan tajam infeksi COVID-19. Situasi wabah di Amerika hanya sedikit diredakan oleh langkah-langkah menjaga jarak (social distancing) dan penutupan pertemuan besar. Bahkan di China, yang melembagakan tindakan paling keras terhadap pergerakan orang, perlu beberapa bulan hingga kasus infeksi mulai mereda.

“Anda harus realistis. Anda harus memahami Anda tidak menentukan jangka waktunya. Virus yang menentukan jangka waktunya,” tegas direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr Anthony Fauci baru-baru ini.

3. ‘Siapa saja yang perlu tes, akan dites’

Tanpa dasar tertentu, Trump telah mengklaim Amerika Serikat telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menguji orang untuk infeksi virus corona baru. Pada awal Januari 2020, Trump menegaskan situasinya “benar-benar terkendali”. Enam minggu kemudian, AS muncul sebagai pusat pandemi global baru.

Faktanya, penyedia layanan kesehatan menghadapi kekurangan parah dari alat pengujian ketika wabah melanda AS. Situasi diperburuk oleh kesalahan dalam sistem pengujian dan pembatasan pada siapa yang benar-benar dapat dites. Terdapat kesenjangan besar ketika orang-orang kaya atau terkenal bisa dites, sementara orang lain kesulitan untuk mendaftarkan diri.

Wakil Presiden AS Mike Pence telah mengaku “kami tidak memiliki cukup tes hari ini untuk memenuhi apa yang kami antisipasi akan menjadi permintaan.” Dr Fauci mengatakan pada sidang Kongres AS, sistem Amerika “tidak benar-benar diarahkan pada apa yang kita butuhkan saat ini” mengenai alat tes. Fauci menambahkan: “Semua itu gagal. Mari kita akui itu.”

4. ‘Saya selalu tahu ini adalah pandemi nyata’

Latihan Penanganan Pandemi Tak Persiapkan AS Hadapi COVID-19

Seorang pelanggan berbelanja di Wasabi Store di Penn Station di New York, Amerika Serikat, Senin, 16 Maret 2020. Bisnis makanan dihimbau untuk menyajikan pesanan untuk dibawa pulang dan bukan dimakan di tempat sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona baru. (Foto: Lev Radin/Pacific Press/LightRocket/Getty Images)

Seperti halnya dengan banyak pernyataan Trump, klaim ia telah menganggap pandemi secara serius menyimpang dari berbagai komentarnya sebelumnya. Mungkin yang paling terkenal, Trump berkata, “Saya tidak harus bertanggung jawab sama sekali” ketika ditanya tentang respons AS yang goyah.

Trump telah berulang kali meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Ia mengkritik kekhawatiran atas krisis sebagai “berita palsu”. Ia khawatir, membiarkan rakyat Amerika yang terinfeksi turun dari kapal pesiar akan meningkatkan jumlah kasus yang dikonfirmasi dan mengklaim hanya segelintir orang Amerika yang tertular, ketika kasus mulai melonjak di seluruh negeri.

Trump telah memperparah situasi ini dengan menyarankan jaga jarak dicabut sekitar Paskah. Garis waktu liar itu tidak sejalan dengan para ahli kesehatan masyarakat yang memperingatkan tindakan ini akan menyebabkan rumah sakit kewalahan dengan para pasien yang sakit dan sekarat.

5. ‘Amerika akan mengakses vaksin dalam waktu dekat’

Dalam pertemuan Gedung Putih dengan para pimpinan perusahaan farmasi dan pejabat kesehatan masyarakat, Trump menegaskan vaksin untuk COVID-19 akan tersedia “dalam beberapa bulan ke depan”.

Trump ditentang oleh Alex Azar, menteri layanan kesehatan dan layanan manusia, yang menyatakan: “Anda tidak akan mendapatkan vaksin. Anda akan memiliki vaksin untuk pengujian.”

Dr. Fauci dan para pakar lainnya dalam pertemuan itu mengonfirmasi, uji klinis standar untuk setiap vaksin baru harus dilakukan terlebih dahulu. Vaksin lebih mungkin tersedia satu tahun atau 18 bulan lagi.

Meskipun diberitahu hal ini, Trump mengatakan selama kampanye di North Carolina pada 2 Maret, akan ada vaksin “relatif segera”.

6. ‘Saya yakin lebih buruk daripada menimbun, tapi lihat saja’

Pada lebih dari satu kesempatan dalam beberapa minggu terakhir, Trump telah mempertanyakan lonjakan permintaan tiba-tiba dari berbagai negara bagian untuk peralatan seperti masker dan ventilator, alat penting dalam pertempuran para dokter melawan pandemi COVID-19.

Selama jumpa pers harian Gedung Putih, Trump mengatakan negara bagian telah “dipenuhi” peralatan medis. Ia menambahkan: “Ada pertanyaan tentang penimbunan ventilator. Beberapa rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan beberapa jaringan rumah sakit, mereka menahan ventilator, mereka tidak ingin menggunakannya.”

Trump juga mempertanyakan mengapa sejumlah rumah sakit di New York City tiba-tiba membutuhkan 300.000 masker ketika mereka sebelumnya membutuhkan 10.000 masker.

“Jadi saya pikir orang-orang harus memeriksanya, karena ada sesuatu yang terjadi, saya tidak yakin itu menimbun, saya kira itu mungkin lebih buruk daripada menimbun, tapi lihat saja.”

Kampanye pemilihan ulang Trump untuk Pilpres AS 2020 sejak itu mengklaim ia hanya mengulangi Gubernur New York Andrew Cuomo yang mengatakan ia telah meminta polisi negara bagian untuk menyelidiki pencurian masker. Namun, tidak ada bukti yang muncul atas pernyataan Trump yang tampaknya tidak berdasar tentang “penimbunan” atau “lebih buruk daripada penimbunan” oleh rumah sakit.

Baca Juga: Dinilai Lambat Atasi Corona, Obama Ajak Warga Kritik Trump

Para gubernur dari beberapa negara bagian mengaku hanya menerima sebagian kecil dari peralatan medis yang mereka butuhkan untuk menghadapi pandemi. New York, misalnya, mengatakan perlu puluhan ribu ventilator, tetapi hanya menerima beberapa ribu saja. Alasan lonjakan permintaan yang tiba-tiba untuk barang-barang ini jelas, yakni karena ada wabah virus corona baru yang menyebabkan tekanan besar dan tiba-tiba pada sistem perawatan kesehatan.

7. ‘Anda sebut kuman, flu, virus, banyak nama. Saya tak yakin ada yang tahu’

Pada 27 Maret 2020, Trump mengklaim seperti itu, meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan masyarakat, virus corona baru tidak boleh disamakan dengan flu musiman. Fauci, misalnya, mengatakan COVID-19 jauh lebih mudah ditularkan antara orang-orang daripada flu dan memiliki tingkat kematian sekitar 10 kali lebih tinggi.

Awalnya ada kebingungan tentang virus corona baru ketika pihak berwenang China menggambarkannya sebagai bentuk pneumonia yang tidak biasa. Sementara itu, dunia telah sangat menyadari dimensi virus sejak Januari 2020, ketika China mengakui keparahan kondisi dan merilis informasi genetik penyakit COVID-19.

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Presiden Amerika Serikat Donald Trump banyak membuat klaim ngawur nan menyesatkan selama pandemi corona. (Foto: AP Photo/Evan Vucci)

7 Klaim Corona Trump yang Paling Salah dan Menyesatkan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top