Tingkat Kematian COVID-19
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Indonesia Didesak Maksimalkan Penanganan Virus Corona

Kepanikan membuat harga masker dan cairan pembersih tangan di Indonesia naik hingga 1000 persen. (Foto: Nikkei Asian Review)
Berita Internasional > Indonesia Didesak Maksimalkan Penanganan Virus Corona

Pemerintah Indonesia telah didesak untuk meningkatkan upaya untuk mendeteksi dan menangani virus corona (COVID-19), seiring negara ini melaporkan dua kasus pertama yang dikonfirmasi minggu ini.

Rabu (4/3), para profesional medis dan politisi mengatakan, pemerintah perlu melakukan lebih banyak dan bertindak cepat. Hal itu berdasarkan fakta bahwa virus corona telah menginfeksi 90.000 orang di lebih dari 60 negara.

Baca juga: Polisi Sita Setengah Juta Masker yang Tak Penuhi Standar Kesehatan

“Pemerintah tidak dapat lagi bertindak berdasarkan persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah perlu melampaui itu,” ujar Dr Hermawan Saputra, anggota dewan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IKAMI) kepada Channel NewsAsia.

Dr Hermawan menyoroti fakta bahwa Indonesia (sebuah negara berpenduduk 264 juta orang) hanya menguji sampel dari 412 pasien pada 3 Maret lalu. Total ini termasuk 69 orang Indonesia di atas kapal Diamond Princess dan 188 orang di atas kapal pesiar World Dream, yang sudah dites sebelum mereka dibawa kembali ke Indonesia.

Pemerintah Indonesia sebelumnya menyatakan, hanya orang-orang yang menunjukkan gejala dan memiliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19 yang akan diuji. Sejak wabah pertama dimulai akhir tahun lalu, banyak orang Indonesia telah menyatakan kekhawatiran bahwa Indonesia telah berpuas diri dalam hal kesiapsiagaan menghadapi pandemi.

Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Darul Siska, mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mendeteksi virus.

“Pemerintah selalu mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. (Mereka mengatakan) bahwa para pejabat memantau semua titik masuk ke negara itu untuk menghentikan penyebaran virus corona di Indonesia,” ujar politikus Partai Golkar itu, dikutip Channel NewsAsia.

“Tapi virusnya memang menyebar ke Indonesia. Jadi jelas apa yang dilakukan pemerintah tidak cukup,” sambungnya.

Sehubungan dengan kasus pertama yang dikonfirmasi, seorang pejabat kesehatan mengatakan, pemerintah telah sepakat untuk mempercepat deteksi COVID-19 di Indonesia.

PENANGANAN SITUASI COVID-19 DITETAPKAN

Indonesia pada 5 Februari memberlakukan larangan perjalanan dari dan menuju China. Turis berkebangsaan apa pun yang telah ke China dalam waktu 14 hari dilarang memasuki Indonesia.

Darul mengatakan larangan itu datang terlambat.

“Pemerintah lebih peduli tentang dampak larangan perjalanan pada pariwisata dan ekonomi. Pemerintah harus mengutamakan kesejahteraan rakyat Indonesia,”ucapnya, dilansir dari Channel NewsAsia.

Corona Resmi Masuk di Indonesia, Apa yang Harus Diketahui?

Menteri Terawan bersama Jokowi mengumumkan, ada dua korban yang resmi menderita corona. (Foto: MMP)

Dr Hermawan kecewa karena Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tampaknya menganggap enteng masalah ini. Dia mengatakan, pernyataan Terawan berisiko memberi kesan bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani situasi COVID-19.

Menteri tersebut telah dikutip mengatakan bahwa orang-orang hanya perlu tetap bugar dan berdoa untuk mencegah diri mereka dari infeksi.

Ketika kasus-kasus pertama Indonesia diumumkan pada Senin (2/3), menteri itu mengatakan tingkat kematian akibat flu biasa lebih tinggi dari COVID-19.

“Kenapa (COVID-19) menyebabkan histeria yang begitu hebat?” ujar seperti dikutip dari Media Indonesia.

“Memang benar bahwa orang-orang tidak boleh panik. Tetapi sebagai menteri yang memimpin perang melawan wabah, (menteri) harus menahan diri dari membuat lelucon tentang virus dan meremehkan epidemi,” ujar Dr Hermawan.

Baca juga: WHO Khawatir Indonesia Tak Siap Hadapi Virus Corona

“Pemerintah juga harus memperlakukan informasi pasien dengan lebih hati-hati,” timpal Dr Adib Khumaidi wakil ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip Channel NewsAsia.

Dia mengatakan, foto-foto dan nama lengkap dari dua kasus pertama Indonesia (seorang instruktur dansa berusia 31 tahun dan ibunya yang berusia 64 tahun) bocor ke media.

Pemerintah kota Depok (di mana keduanya tinggal) bahkan mengungkapkan alamat lengkap mereka.

“Ini akan mencegah orang melaporkan bahwa mereka mungkin telah tertular virus,” tutur Dr Adib.

“Orang dengan gejala mungkin enggan mengatakan yang sebenarnya kepada pemeriksa medis bahwa mereka memiliki riwayat kontak atau bepergian ke luar negeri, karena mereka tahu bahwa privasi mereka tidak akan dilindungi,” tegas dia.

PANGGILAN TUGAS BAGI YANG BERDEDIKASI

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani telah mendesak pemerintah untuk membentuk satuan tugas khusus untuk menangani situasi ini.

“Pemerintah perlu membentuk tim yang berdedikasi sehingga semua upaya untuk mengurangi epidemi terkoordinasi, disinergikan, dan terintegrasi,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, Rabu (4/3).

Puan mengatakan, satuan tugas khusus harus terdiri dari pejabat dari berbagai lembaga untuk menangani semua aspek upaya mitigasi, dari kebijakan imigrasi hingga evakuasi orang Indonesia di pusat-pusat epidemi.

“Pemerintah juga harus proaktif dan menjangkau kelompok rentan yang mungkin terpapar (COVID-19) dan memberikan tes untuk mereka,” ucapnya.

Sementara itu, seorang pejabat kesehatan mengatakan, pemerintah akan meningkatkan upaya untuk mendeteksi kasus lain sebagai tindak lanjut dua kasus yang dikonfirmasi sebelumnya.

“Kami tidak akan lagi menunggu sampai seorang pasien secara resmi dinyatakan sebagai suspect untuk mereka diuji,” tutur Dr Achmad Yurianto, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dalam konferensi pers pada Rabu (4/3).

Baca juga: Corona Resmi Masuk di Indonesia, Apa yang Harus Diketahui?

Dia juga mengatakan, pemerintah akan meningkatkan kapasitas laboratorium di seluruh negeri sehingga mereka akan dapat melakukan tes untuk COVID-19.

Saat ini, semua sampel dibawa ke fasilitas pusat penelitian biomedis kementerian di Jakarta. Ini telah memperlambat proses konfirmasi dan meningkatkan risiko sampel rusak di sepanjang jalan.

“Akan ada laboratorium yang mampu menjalankan tes di kota-kota besar di seluruh Indonesia, sehingga hasil tes akan lebih cepat,” tegasnya, Channel NewsAsia melaporkan.

 

Penerjemah: Virdika Rizky Utama

Editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Kepanikan membuat harga masker dan cairan pembersih tangan di Indonesia naik hingga 1000 persen. (Foto: Nikkei Asian Review)

Indonesia Didesak Maksimalkan Penanganan Virus Corona

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top