Pariwisata Bali
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Kekhawatiran Virus Corona Rugikan Pariwisata Bali

Monumen Bom Bali. (Foto: Wikipedia)
Berita Internasional > Kekhawatiran Virus Corona Rugikan Pariwisata Bali

Pemesanan hotel di Bali anjlok dengan 40.000 pembatalan dalam beberapa pekan terakhir, seiring larangan penerbangan masuk dari China merugikan bisnis lokal dan pariwisata di Pulau Dewata itu.

Pulau liburan yang indah di Bali telah terkena dampak riak dari krisis virus corona, di mana pariwisata anjlok dan terdapat anggapan bahwa Bali “tidak memiliki kapasitas” untuk merawat pasien jika mereka sakit.

Indonesia (negara terbesar di Asia Tenggara) mengklaim tidak memiliki kasus virus corona, tetapi menurut dewan pariwisata Bali, ada sekitar 40.000 pembatalan pemesanan hotel dalam beberapa minggu terakhir, dilansir dari laporan The Guardian.

Pada paruh pertama Februari, sekitar 740.000 orang mengunjungi pulau itu (16,25 persen lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu) juru bicara bandara Bali mengatakan kepada kantor berita Antara minggu ini.

Turis-turis China terhitung mencakup sekitar satu dari enam pengunjung pulau itu, dan karena Indonesia melarang semua penerbangan masuk dari China pada 5 Februari, ketidakhadiran mereka sangat mengkhawatirkan.

“Kami merasa telah terjadi penurunan signifikan dalam hal penjualan dan pelanggan,” ujar Michelle Anindya, kepala pengembangan di studio kopi Seniman di pusat wisata populer Ubud, di Bali tengah, kepada The Guardian.

Baca juga: Lesunya Industri Pariwisata Dunia Usai Bencana Corona

I Ketut Panjul, pengemudi yang berbasis di Ubud, mengatakan perubahannya sangat sulit: “Seperti yang Anda tahu, pariwisata adalah bagian utama dari perekonomian kami di sini. Sejak pemerintah melarang penerbangan dari China, perekonomian sangat lambat,” ujarnya.

Januari dan Februari sudah merupakan musim sepi di Bali setelah hiruk pikuk liburan Natal, tetapi menurut David Abraham, salah satu pendiri Outpost, sebuah komunitas kerja bersama di tiga lokasi di pulau itu, “masalah utama saat ini adalah penutupan rute perjalanan udara dari China”.

“Ini tidak hanya mempengaruhi wisatawan China tetapi juga wisatawan Asia lainnya,” ujar Abraham kepada The Guardian, seraya menambahkan bahwa permintaan dari wisatawan Australia dan non-Asia lainnya masih stabil sejauh ini.

Indonesia telah banyak dikritik karena potensi pelaporan kasus virus corona yang kurang di antara populasi 262 juta jiwa, terutama setelah studi kesehatan masyarakat Harvard keluar minggu lalu memproyeksikan bahwa Indonesia seharusnya telah menemukan setidaknya 10 pasien yang terkena virus corona sekarang.

Pekerja medis yang mengenakan pakaian pelindung menari bersama para pasien di dalam Wuhan Parlor Convention Center yang telah diubah menjadi rumah sakit darurat setelah wabah virus corona baru di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, 15 Februari 2020. (Foto: Reuters/China Daily)

Adang Bachtiar, pakar kesehatan masyarakat di Universitas Indonesia mengatakan, Bali “tidak memiliki kapasitas” untuk merawat pasien secara memadai jika mereka terkena dampak di pulau itu.

“Satu-satunya laboratorium yang bahkan dapat menguji virus corona saat ini adalah di Jakarta, jadi jika seseorang sakit di Bali atau Lombok, itu mengkhawatirkan,” ujarnya, dikutip The Guardian. “Kami masih sangat lemah dalam pendeteksian dan pengelolaan virus ini, terutama di luar Jakarta.”

Lebih dari 230 warga Indonesia dievakuasi dari China dan dikarantina di Pulau Natuna selama dua minggu, tetapi dilaporkan semuanya telah dinyatakan negatif virus corona dan telah dipulangkan.

Namun ada kekhawatiran tentang lelaki Tionghoa yang berlibur di Bali bulan lalu, dari 22 hingga 28 Januari, dan kemudian dinyatakan positif virus corona saat kembali ke China. Para pejabat turis Bali mengatakan mereka telah memeriksa hotel tempat dia tinggal dan tampaknya tidak ada yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, masa inkubasi umum untuk penyakit ini adalah 14 hari.

Perjalanan terkait bisnis juga menurun: beberapa konferensi dan pertemuan di Nusa Dua (sebuah kawasan resor di Bali selatan) telah dibatalkan bulan ini, mencegah kedatangan setidaknya 5.200 pengunjung, Direktur Pelaksana Indonesia Tourism Development Corporation mengatakan.

“Bali sudah melalui banyak hal (buruk),” catat Abraham. “Gunung meletus (Gunung Agung, yang memuntahkan abu dalam letusan kecil pada 2019), sebelumnya terjadi pengeboman, dan seterusnya… ini adalah siklus yang berkelanjutan,” ujarnya tentang peristiwa yang menyebabkan penurunan sementara dalam pariwisata.

Tara Louise, penghias kuku berusia 31 tahun asal Inggris yang sedang berlibur di Bali, mengatakan ia “tidak khawatir sekarang, karena saya pikir Anda harus hidup pada saat ini, ditambah lagi virus corona menyebar ke seluruh dunia sehingga tidak aman di mana pun.”

Baca juga: Pembangunan ’10 Bali Baru’ ala Jokowi untuk Tingkatkan Pariwisata Indonesia

Dia mengatakan, dia lebih khawatir tentang melewati Singapura, yang dapat menyebabkan pemeriksaan tambahan di Inggris.

Mengenai suasana umum di Bali, ia mengatakan “ada beberapa orang yang mengenakan masker di sekitar tetapi tidak terlalu jelas, tidak seperti di Thailand”, di mana ia juga baru saja berlibur ke sana.

Para pejabat pariwisata Bali tetap tenang dalam beberapa hari terakhir, dengan alasan bahwa, di samping kemerosotan pengunjung China, pulau ini baik-baik saja.

“Itu hoaks,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa pekan lalu, terkait tuduhan media bahwa Bali menjadi “kota hantu”.

Kementerian Kesehatan Bali juga mengeluarkan “Pernyataan Resmi Terkait ‘HOAKS’ yang Beredar tentang Virus Corona” yang menyatakan bahwa tidak ada kasus yang terdeteksi di Indonesia sejauh ini.

Di Ubud, Michelle Anindya, kepala pengembangan di studio kopi Seniman, mengatakan orang-orang tidak takut secara fisik atau melakukan tindakan pencegahan kesehatan ekstra. “Tidak ada yang benar-benar mengenakan masker wajah atau panik,” ujarnya kepada The Guardian, “meskipun ada banyak rumor beredar”.

Satu kelompok wisatawan yang tidak terganggu adalah warga negara Indonesia sendiri.

“Orang Indonesia menunda rencana untuk bepergian ke luar negeri karena virus corona, jadi mereka memilih tujuan domestik (seperti Bali),” ujar James Hutauruk, pendiri perusahaan tur Giga Great yang berbasis di Jakarta, yang melayani para pelancong Indonesia. “Kami melihat lonjakan permintaan untuk paket domestik.”

Karenanya, Astawa, Kepala Dinas Pariwisata Bali, telah bertanya kepada Presiden Indonesia apakah ia dapat mendiskon tiket pesawat domestik.

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Monumen Bom Bali. (Foto: Wikipedia)

Kekhawatiran Virus Corona Rugikan Pariwisata Bali

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top