Jumlah pemakaman di Jakarta meningkat tajam pada Maret 2020. Ini jadi sebuah perkembangan yang menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ada kematian akibat virus corona baru yang mungkin lebih tinggi ketimbang data resmi pemerintah.
Hampir 4.400 penguburan terjadi pada Maret 2020, atau naik sekitar 40 persen dalam bulan apa pun sejak Januari 2018. Menurut tinjauan Reuters terhadap statistik dari Departemen Taman dan Pemakaman Kota, angka ini hanya bisa ditandingi dengan jumlah kematian di periode maret 2019, ketika hampir 3.100 orang dimakamkan.
DKI Jakarta sendiri telah menjadi pusat infeksi virus corona baru di Indonesia, terhitung 971 kasus dan 90 kematian, menurut data pemerintah pusat, atau kira-kira setengah dari total kasus yang terjadi di Tanah Air.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan beberapa ahli kesehatan masyarakat mencurigai, jumlah infeksi dan kematian di Jakarta telah dilaporkan secara signifikan karena tingkat pengujian negara ini yang terendah di dunia.
“Ini sangat mengganggu,” kata Baswedan kepada Reuters, Jumat, merujuk pada statistik pemakaman Jakarta.
“Saya berjuang untuk menemukan alasan lain selain kematian COVID-19 yang tidak dilaporkan, tapi tak bisa,” sambungnya.
Seorang pejabat senior kementerian kesehatan tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan dari Reuters tentang statistik pemakaman. Seorang juru bicara Presiden Joko Widodo pun enggan merespons statistik teranyar itu.
Angka-angka dari Departemen Taman dan Pemakaman Jakarta tidak mengidentifikasi penyebab kematian, tetapi tidak ada epidemi baru yang dilaporkan di Jakarta selain corona selama periode tersebut. Pun, tidak ada bencana alam besar yang membuat korban meninggal bertambah secara eksponensial.
Jumlah kasus corona di Indonesia hampir dua kali lipat dalam sepekan terakhir, tetapi hanya melakukan 7.621 tes di negara berpenduduk lebih dari 260 juta orang.
Hingga Jumat, kementerian kesehatan melaporkan jumlah total infeksi di Indonesia adalah 1.986. Kematian akibat COVID-19 adalah 181, yang terbesar di Asia selain China.
Dalam sebuah wawancara pada Kamis, sebelum Baswedan membuat komentarnya, Achmad Yurianto, seorang pejabat senior kementerian kesehatan, membela sistem pelaporan dan pengujian.
Dia mengatakan, pemerintah pusat mendasarkan data pada hasil lab menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang sangat akurat. Dia tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari angka pemakaman.
Protokol COVID-19
Staf rumah sakit dan pengurus di Jakarta telah mengambil tindakan pencegahan khusus dengan tubuh 438 orang yang mereka duga meninggal karena COVID-19, antara 6 Maret dan 2 April, menurut kantor gubernur.
Protokol berarti pengurus yang didisinfeksi dan dibungkus tubuh dalam plastik, alih-alih kain seperti yang diminta oleh kebiasaan Islam. Sebagai informasi, Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Indonesia sedang memerangi wabah virus corona baru dengan memperkenalkan kebijakan physical distancing, tetapi Presiden Joko Widodo telah menentang langkah-langkah keras penguncian yang diadopsi di banyak negara termasuk tetangga Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Jokowi mengatakan, dia ingin melindungi orang miskin dari dislokasi ekonomi dan percaya orang Indonesia kurang disiplin untuk menerima tindakan karantina yang keras.
Anies Baswedan, di sisi lain, telah memberlakukan tindakan lebih keras di Jakarta, di mana ia telah mengumumkan keadaan darurat, serta menutup sekolah-sekolah serta banyak toko dan bisnis.
Namun, seruannya untuk larangan perjalanan bus dari Jakarta ke bagian lain di Indonesia dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus, justru ditolak mentah-mentah oleh pemerintah pusat.
Di tengah kekhawatiran eksodus tahunan ke rumah-rumah di seluruh negara kepulauan untuk liburan Ramadhan Muslim akan mempercepat wabah, Indonesia mengumumkan pada Kamis, akan memberikan uang tunai kepada keluarga miskin untuk tinggal di Jakarta sebagai gantinya.
Namun, pemerintah menolak seruan untuk melarang langsung “mudik”, karena hari libur itu dikenal secara lokal. Ia mengaku tidak ingin memperkenalkan tindakan kejam.
Novel virus corona telah menyebar ke luar Jakarta. Ini telah terdeteksi di 32 dari 34 provinsi di negara itu dan, pada minggu ini, sebagian besar kasus berada di luar Jakarta, menurut data pemerintah pusat.
Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Jumlah kematian di Jakarta selama Maret 2020 jadi yang tertinggi selama dua tahun terakhir. (Foto: Rumah123)
Kematian di Jakarta Meroket hingga 4.400, Terkait Corona?