Tingkat Kematian COVID-19
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Lima Pasien Terduga Corona Meninggal, Akurasi Tes di Indonesia Diragukan

Berita Internasional > Lima Pasien Terduga Corona Meninggal, Akurasi Tes di Indonesia Diragukan

Indonesia telah mengkonfirmasi empat kasus virus corona (COVID-19), tetapi masih ada kekhawatiran apakah tes yang dilakukan oleh laboratorium Departemen Kesehatan betul-betul akurat. Para ahli kemudian mendesak pemerintah untuk bermitra dengan laboratorium independen dan mengirim sampel ke negara lain sebagai pembanding.

Dalam sepekan terakhir, Indonesia memang getol mengumumkan kasus positif corona yang menjangkiti warganya. Tak lama setelah menyebut korban positif mencapai empat orang, kemarin Indonesia kembali mengkonfirmasi dua pasien tambahan yang telah dites positif untuk virus corona. Ini menjadikan total kasus yang dikonfirmasi di Indonesia menjadi enam orang.

Salah satu orang Indonesia adalah laki-laki berusia 36 tahun, seorang anggota kru di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang tempat ia tertular virus itu, kata pejabat Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto dalam jumpa pers.

Orang Indonesia lainnya, seorang pria berusia 55 tahun, tertular virus tersebut secara lokal di Jakarta, kata Yurianto lagi.

Baca Juga: Dunia Ubah Pendekatan Kesehatan Usai Flu 1918, Apa Kabar Pasca-Corona?

“Keduanya dalam kondisi stabil. Mereka tidak demam, tidak perlu infus, oksigen, tidak batuk, dan tidak masuk angin,” katanya kepada Reuters.

Kendati mengklaim lebih terbuka soal status corona di dalam negeri, setidaknya lima pasien terduga COVID-19 justru telah meninggal di Indonesia. Ini mempersubur kecurigaan warga terkait kemampuan Indonesia dalam menegakkan diagnosis penyakit tersebut.

Asia News Network merangkum lima pasien terduga COVID-19 yang meninggal dalam dua bulan terakhir. Pasien terduga pertama, meninggal sejak akhir Februari sebelum pihak berwenang akhirnya mengumumkan dua kasus yang dikonfirmasi pada Senin. Sementara, beberapa pasien terduga meninggal, saat menunggu hasil tes mereka, meskipun semua tes mereka akhirnya kembali negatif.

Dalam satu kasus, seorang pejabat kesehatan bahkan mengakui kemungkinan hasil cacat dari tes.

Utusan asing dilaporkan mempertanyakan kemampuan pengujian negara itu, sementara para ahli mendesak pemerintah untuk bermitra dengan laboratorium independen dan mengirim sampel ke negara lain sebagai pembanding.

Hanya setelah kasus negara pertama yang dikonfirmasi, Kementerian Kesehatan mengumumkan keputusannya untuk menugaskan laboratorium regional untuk menguji orang yang diduga membawa virus corona baru.

Indonesia telah menguji 227 sampel pada Kamis malam, tidak termasuk setidaknya 257 orang dievakuasi dari kapal pesiar yang saat ini dikarantina di Pulau Sebaru di lepas pantai Jakarta.

Berikut adalah lima kasus di mana pasien yang diduga memiliki COVID-19 telah meninggal di seluruh negeri, meski tesnya dilaporkan negatif.

1. Pria Singapura di Batam, Kepulauan Riau

Kematian pertama dilaporkan di Batam, Kepulauan Riau, di mana seorang lelaki berkebangsaan Singapura berusia 61 tahun yang dicurigai menderita virus itu meninggal pada 22 Februari di rumah sakit rujukan-rujukan virus BP Batam.

Pria itu awalnya dirawat di Rumah Sakit Awal Bros di kota dua hari sebelumnya. Dia akhirnya dirujuk ke bangsal isolasi Rumah Sakit BP Batam karena menunjukkan gejala COVID-19, seperti demam dan sesak napas. Dia berada di Singapura beberapa hari sebelum dirawat di rumah sakit.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam (KKP) Achmad Farchanny mengkonfirmasi kepada Jakarta Post, sampel pasien dikirim ke Jakarta pada 21 Februari untuk diuji di laboratorium Kementerian Kesehatan. Namun, pasien meninggal pada 22 Februari, sebelum lab mengembalikan hasil negatif.

Badan Kesehatan Batam segera mengumumkan bahwa warga Singapura meninggal karena “penyakit lain”. Namun, Departemen Kesehatan memerintahkan Badan Kesehatan Kepulauan Riau pada hari Senin untuk mengamati orang-orang yang telah melakukan kontak dengan pasien yang terlambat.

Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjeptjep Yudiana mengatakan langkah-langkah itu diperlukan karena ada kemungkinan hasil yang cacat dari tes, dengan mengatakan, “Mungkin ada kesalahan. Kami hanya manusia.”

Akibatnya, 33 orang yang berhubungan dengan pasien dilaporkan telah diamati dan menjalani tes, termasuk dokter, perawat, staf layanan kamar dan sopir, sementara istri pasien dan dua anak perempuan juga dipantau.

2. Pasien pria di Semarang, Jawa Tengah

Virus Corona

Seorang pria melewati sebuah papan informasi tentang virus corona, di sebuah rumah sakit di Bogor, 3 Februari 2020. (Foto: Antara Foto/Yulius Satria Wijaya via Reuters)

Seorang pasien laki-laki yang diduga COVID-19 meninggal pada 23 Februari di Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi di Semarang, Jawa Tengah, setelah dirawat di ruang isolasi selama hampir seminggu.

Pasien dilaporkan kembali ke Indonesia pada 12 Februari dari Spanyol melalui Dubai dan menunjukkan gejala COVID-19 setelah kedatangannya, termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Dia dirawat di rumah sakit pada 17 Februari dan dipindahkan ke ruang isolasi dua hari kemudian.

Dokter Rumah Sakit Kariadi mengatakan hasil tes pasien kembali negatif sehari setelah ia dikremasi. Mereka mengatakan pada saat itu, pasien telah meninggal karena bronkopneumonia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pada 27 Februari, pria itu dinyatakan positif mengidap virus H1N1, yang diketahui sebagai penyebab flu babi.

Terawan berujar, kedua virus serupa dalam hal gejala, menambahkan bahwa tubuh pasien dirawat sesuai dengan protokol yang ditetapkan untuk mengandung H1N1.

3. Pasien pria di Cianjur, Jawa Barat

Laki-laki berusia 50 tahun yang diduga memiliki COVID-19 meninggal di Rumah Sakit Umum Dr. Hafiz di Cianjur, Jawa Barat, pada hari Selasa, hanya beberapa minggu setelah perjalanannya ke Malaysia.

Pria itu, seorang karyawan perusahaan telekomunikasi milik negara Telkom, telah berada di Malaysia dari 14-17 Februari dan mulai mengembangkan gejala pada 20 Februari, menurut pejabat bertindak Cianjur Herman Suherman.

Herman mengatakan pasien dirawat di sebuah rumah sakit di Bekasi, Jawa Barat, dari 22 hingga 26 Februari sebelum dia pergi ke Cianjur pada 29 Februari untuk liburan dan mencari bantuan dari seorang praktisi medis tradisional.

Di Cianjur, kesehatan pasien turun secara signifikan dan dia dilarikan ke ruang isolasi Rumah Sakit Umum Dr. Hafiz pada 1 Maret. Bupati mengatakan pasien mengeluh sesak napas serta rasa sakit di paru-paru dan jantungnya.

Sekretaris Jenderal Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, membantah, pasien tersebut meninggal dunia karena COVID-19. Dia menambahkan, bagaimana pun, kementerian harus meminta rumah sakit terlebih dahulu untuk penyebab sebenarnya kematian pasien.

Telkom mengeluarkan pernyataan setelah kematian pasien, dengan mengatakan catatan medisnya menunjukkan riwayat peradangan pada saluran pernapasannya serta masuk angin.

4. Pasien dengan riwayat kontak COVID-19 di Jakarta

Seorang pasien berusia 65 tahun yang diduga menderita COVID-19 meninggal pada Kamis di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI Sulianti Saroso) di Jakarta.

Direktur RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, pasien telah melakukan kontak dengan orang-orang yang datang dari suatu negara dengan dikonfirmasi COVID-19 kasus dan sudah menderita kondisi medis yang mendasarinya, termasuk tekanan darah tinggi, menurut laporan Kompas.

Pasien dipindahkan dari rumah sakit swasta ke RSPI Sulianti Saroso saat dalam kondisi memburuk dan membutuhkan penggunaan bantuan pernapasan.

Yurianto mengatakan pasien yang meninggal telah dites negatif untuk COVID-19 tetapi menunjukkan tanda-tanda menderita sepsis bakteri akibat pneumonia.

Baca Juga: Bagaimana Akhir dari Wabah Virus Corona Kelak?

5. Pasien di Yogyakarta

Seorang pasien berusia 74 tahun yang diduga memiliki COVID-19 meninggal pada Kamis di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito di Yogyakarta setelah kembali dari umrah (haji kecil). Selama perjalanan, pasien juga mengalami singgah satu malam di Malaysia.

Kantor berita Antara melaporkan, pasien dipindahkan dari Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta (RSUD Yogyakarta) ke bangsal isolasi Rumah Sakit Sardjito pada hari Senin. Pasien menderita kesulitan bernapas, batuk, dan demam.

Pasien meninggal beberapa jam sebelum hasil tes kembali negatif untuk COVID-19 dan juga Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) pada Kamis malam.

Pulmonolog rumah sakit, Munawar Gani, mengatakan pasien menderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri klebsiella. Dia mengatakan pasien telah menjadi lebih baik sebelum dia tiba-tiba mengalami serangan jantung, yang juga memiliki riwayat, seperti dikutip Antara.

 

Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Kepanikan membuat harga masker dan cairan pembersih tangan di Indonesia naik hingga 1000 persen. (Foto: Nikkei Asian Review)

Lima Pasien Terduga Corona Meninggal, Akurasi Tes di Indonesia Diragukan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top