WNI Positif Corona
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Mengapa Tingkat Kematian COVID-19 Indonesia Tinggi?

Berita Internasional > Mengapa Tingkat Kematian COVID-19 Indonesia Tinggi?

Indonesia memiliki tingkat kematian COVID-19 tertinggi kedua di dunia. Kendati demikian, pemerintah tetap enggan untuk memberlakukan penguncian nasional (lockdown). Sementara, kasus corona dan kematian di seantero negeri kian bertambah.

Pada Jumat, Indonesia mencatat 153 kasus virus corona dalam sehari. Ini menjadi peningkatan terbesar sejauh ini di negara Asia Tenggara, menurut Departemen Kesehatan. Total kasusnya telah melampaui 1.000 dengan 87 kematian yang dilaporkan. Itu belum termasuk kasus-kasus lain yang tak terdeteksi di seluruh daerah.

Meskipun jumlah kematian tidak terlalu tinggi, rasio kematian bila dibandingkan dengan infeksi sangat curam, sekitar 8 persen. Tingkat kematian COVID-19 tertinggi telah dicatat di Italia dengan 9 persen, sedangkan tingkat kematian Iran adalah 7,8 persen, diikuti oleh Spanyol sebesar 6 persen.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan mengakui rasio kematian di Tanah Air jauh lebih tinggi daripada angka kematian rata-rata global, sebesar 4% persen. Juru bicara COVID-19 Indonesia Ahmad Yurianto mengatakan, situasi masih bisa dikendalikan dengan penerapan langkah-langkah keselamatan.

Baca Juga: COVID-19 Berisiko Hambat Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Australia

“Angka itu memang tinggi, namun itu adalah angka yang berfluktuasi. Setiap saat jumlah kasus baru dapat meningkat dengan cepat, tetapi mudah-mudahan tidak ada yang akan meninggal akibat penyakit ini,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan pada konferensi pers pada Kamis, dilansir dari DW.

Sebagian besar korban COVID-19 adalah orang berusia antara 45 dan 65 tahun, dengan riwayat penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, dan masalah jantung, Yurianto menambahkan.

Tidak seperti negara-negara lain dengan jumlah COVID-19 kasus dan kematian yang tinggi, Indonesia sejauh ini tidak memberlakukan lockdown di seluruh negeri untuk menahan penyebaran virus.

Bisakah Indonesia menangani COVID-19?

Adib Kumaidi, pejabat di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengatakan kepada DW, sejumlah faktor berkontribusi terhadap angka kematian yang tinggi di Indonesia, terutama kurangnya data dan terbatasnya fasilitas kesehatan untuk melakukan tes virus corona. Ia menambahkan, jumlah kasus akan meningkat ketika pihak berwenang menguji lebih banyak orang di seluruh negeri.

Pejabat IDI mendesak pemerintah untuk berbagi riwayat kesehatan pasien dengan staf kesehatan, sehingga mereka dapat menerima perawatan yang lebih baik. Dia juga mengatakan bahwa pasien yang dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis.

“Jika pasien tiba di rumah sakit dalam keadaan yang buruk, sudah menderita pneumonia atau sepsis, akan lebih sulit bagi dokter untuk membantu mereka,” jelasnya, seraya menambahkan, fasilitas medis yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka kematian di Indonesia.

“Rumah sakit Indonesia membutuhkan ICU, ruang isolasi, dan juga ventilator. Fasilitas ini sangat minim,” tambah Kumaidi.

Baca Juga: Respons Indonesia terhadap COVID-19 dan Tata Kelola Kesehatan Global

Tindakan yang tidak memadai

Pada Senin, pemerintah Indonesia membuka rumah sakit darurat di Jakarta untuk mengobati pasien COVID-19. Fasilitas ini awalnya dibangun untuk para atlet yang berpartisipasi dalam Asian Games 2018. Rumah sakit berkapasitas 4.000 itu segera dibanjiri oleh orang-orang yang ingin menjalani tes corona.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengumumkan bonus bulanan hingga US$900 (€816) untuk petugas kesehatan yang merawat pasien corona, sementara dokter spesialis akan menerima jumlah yang lebih besar. Pemerintah juga telah mengalokasikan dana untuk membantu usaha kecil di negara ini.

Namun, staf medis menghadapi kekurangan peralatan pelindung (APD). Sejauh ini enam dokter telah meninggal karena COVID-19 di Indonesia.

“Mereka [petugas kesehatan] mengabdikan hidup mereka dan melakukan yang terbaik untuk menangani virus corona,” kata Presiden.

“Atas nama pemerintah, saya berterima kasih kepada mereka atas dedikasi tanpa pamrih mereka,” katanya kepada wartawan.

 

Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Para penumpang transportasi umum di Indonesia mengenakan masker usai Indonesia positif corona. (Foto: Nikkei Asian Review)

Mengapa Tingkat Kematian COVID-19 Indonesia Tinggi?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top