China dapat menunda sidang parlemen tahunan Kongres Rakyat Nasional di tengah upaya memerangi virus corona. Penundaan kongres dapat membantu pemerintah China berfokus pada upaya penanganan wabah, meski akan menimbulkan gangguan pada pembahasan masalah kebijakan utama China yang dilangsungkan pada 5 Maret setiap tahun.
Badan legislatif tertinggi China akan membahas “rancangan keputusan” tentang mereka apakah akan menunda Kongres Rakyat Nasional yang berlangsung selama 10 hari yang rencananya dihelat pada 5 Maret 2020. Ketika China menghadapi pandemi virus corona baru, negara itu mempertimbangkan untuk menunda pertemuan parlemen puncak tahunan. Hingga 19 Februari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus dengan nama resmi COVID-19 itu telah menewaskan 2.000 orang dan menginfeksi 74.000 lainnya.
Menurut laporan Blasting News, penyebaran global virus corona telah membuat banyak kota di China mengalami penutupan dan memaksa berbagai bisnis ditutup tanpa batas waktu.
China telah memperkenalkan karantina, pembatasan luar ruangan, dan larangan bepergian. Pihak berwenang mewajibkan para anggota keluarga yang tinggal di daerah yang terkena dampak virus corona yaitu Wuhan, Qianjian, Xiantao, dan lainnya untuk tetap tinggal di rumah. Penutupan wilayah dan pembatasan perjalanan telah memengaruhi sekitar 170 juta orang.
Sementara itu, hampir 3.000 delegasi akan bertemu di Beijing untuk menghadiri Kongres Rakyat Nasional. Dewan penguasa China mungkin tidak ingin mengambil risiko menyebarkan virus corona di antara para anggota parlemen dari organ kekuasaan tertinggi negara, menurut The Sun Daily.
Kongres Rakyat Nasional (NPC) adalah badan legislatif yang paling kuat di negara itu di bawah Konstitusi China. Setiap tahun, anggota parlemen bertemu dalam sesi penuh selama hampir dua minggu. Mereka melakukan pemungutan suara atas undang-undang penting dan memilih para pejabat untuk sektor-sektor penting. Kongres Rakyat Nasional merupakan kekuatan utama negara. Sebagai badan legislatif, lembaga itu bertanggung jawab untuk merevisi konstitusi.
Kongres Rakyat Nasional juga memilih dan mengawasi organ-organ negara, yakni Presiden, Dewan Negara, Komisi Militer Pusat (CMC), Komisi Pengawas Nasional (NSC), Mahkamah Agung Rakyat (SPC), dan Kejaksaan Agung Rakyat (SPP).
Organ-organ utama pemerintah China adalah Presiden, Dewan Negara, dan Kongres Rakyat Nasional. Konstitusi Republik Rakyat China sebagai otoritas politik tertinggi di negara itu menjamin kekuatan Kongres Rakyat Nasional.
Republik Rakyat China memberi Partai Komunis China kontrol tertinggi atas media, militer, dan negara. Sebaliknya, Kongres Rakyat Nasional membuat undang-undang dasar dan mengawasi badan pemerintah lainnya. Sebanyak 3.000 delegasi akan menghadiri Kongres Rakyat Nasional. Setiap tahun, para anggota berkumpul untuk sesi yang berlangsung selama setidaknya sepuluh hari, APF Beijing mencatat.
Di Beijing, mereka mengungkapkan target ekonomi dan mengeluarkan undang-undang. Jika Kongres Rakyat Nasional pada 5 Maret 2020 ditunda, hal itu akan menjadi penundaan pertama sejak 1995. Tahun itu, China mengadopsi jadwal tersebut. Selama tiga puluh lima tahun terakhir, sesi Kongres Rakyat Nasional telah diadakan setiap 5 Maret.
Namun, lebih dari 70.000 orang yang tinggal di China telah terinfeksi oleh virus COVID-19 hingga 19 Februari 2020 dan memicu kekhawatiran akan pelaksanaan Kongres Rakyat Nasional.
Mengapa pemerintah China tunda sesi parlemen tahunan?
Xi, berbicara kepada Kongres Rakyat Nasional di Beijing, berupaya untuk mereformasi institusi dan norma internasional untuk mencerminkan kepentingan pemerintah China. (Foto: Getty Images/Kevin Frayer)
Para ilmuwan telah menyatakan virus COVID-19 berasal dari pasar ikan di Wuhan. Kota Wuhan adalah rumah bagi 11 juta orang. Kongres Rakyat Nasional telah bersidang bahkan pada 5 Maret 2003, ketika SARS menginfeksi ribuan warga China. Namun, wabah virus corona kali ini jauh lebih bermasalah daripada SARS yang mematikan pada 2003. Epidemi COVID-19 telah menewaskan lebih dari 2.000 orang hanya dalam dua bulan sejak wabah corona pertama kali merebak. Sebaliknya, virus SARS “hanya” menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 penderita.
Pertemuan tingkat pemerintah daerah juga telah ditunda. Konferensi tingkat rendah seharusnya dilakukan sebelum Kongres Rakyat Nasional. Kota-kota yang mengalami penutupan wilayah seperti Qingdao dan Guangdong telah menunda pertemuan lokal. Pakar urusan luar negeri dari Amerika Serikat mengatakan, jika sidang parlemen akan ditunda, Presiden China Xi Jinping akan menghadapi kesulitan dalam menerapkan langkah-langkah untuk menyelamatkan ekonomi China yang tengah mengalami kejatuhan. Rencana kunjungan China ke negara-negara lain juga dapat tertunda.
Pengaruh penundaan Kongres Rakyat Nasional China
Menurut Xinhua News, pertemuan dua sesi pada 5 Maret 2020 mungkin memang akan ditunda.
Badan penasihat menunggu keputusan akhir hingga 24 Februari 2020. Jika Kongres Rakyat Nasional ditunda, hal itu berarti pemerintah China memprioritaskan upaya memerangi wabah COVID-2019. Dalam hal ini, pembahasan masalah kebijakan utama China yang mencakup prospek ekonomi masa depan dan anggaran militer tahunan juga akan ditunda. Bulan-bulan berikutnya sepanjang 2020 akan menimbulkan tantangan yang sama banyaknya dengan kuartal pertama tahun ini.
Para pemimpin terkemuka China termasuk Presiden China Xi Jinping dan Premier China Li Keqiang mungkin menghadapi masalah ekonomi dan politik di masa depan. Juru bicara Kongres Rakyat Nasional Zang Tiewei menuturkan, “Hari ini adalah momen penting bagi China.”
Dalam perjuangan untuk menghentikan epidemi virus corona, banyak delegasi Kongres Rakyat Nasional berada di garis depan dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Dengan demikian, mereka diharuskan untuk menunda pertemuan sesi Kongres Rakyat Nasional pada Maret 2020. Proposal tersebut akan dibahas pada Februari 2020. Menurut Jan-Pierre, akan sangat praktis bagi China untuk menunda sesi tersebut. Pembatasan transportasi juga akan mempersulit para anggota parlemen untuk pergi ke Beijing.
Menurut Cabestan, profesor ilmu politik terkenal di Hong Kong, “Akan berbahaya untuk mengumpulkan lebih dari 3.000 elit politik di satu tempat. Virus corona menular lewat udara sehingga infeksi silang dapat terjadi.”
Epidemi virus corona sendiri telah menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi China.
Berbagai perusahaan multinasional tidak dapat melanjutkan operasi pabrik mereka di China. Hingga kini banyak perusahaan multinasional yang bersiap untuk mentransfer jalur perakitan produk mereka di luar China, yang akan menelan biaya ribuan dolar dan kerugian dalam jumlah besar.
Pariwisata di China juga telah sangat terpengaruh karena kekhawatiran penularan virus corona dan pembatasan perjalanan. Kelompok-kelompok wisata internasional dan domestik di provinsi-provinsi yang menunjukkan korban dalam tingkat tinggi telah dilarang beroperasi. Selain itu, banyak maskapai penerbangan terpaksa mengurangi atau membatalkan penerbangan ke China. Jepang, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris telah mengevakuasi para warganya dari Hubei dan Wuhan. Masalah lainnya yang dialami China di tengah wabah virus corona adalah penyebaran misinformasi.
Blasting News mencatat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan hal ini sebagai suatu infodemik. Menurut CNN, penduduk Kota Wuhan menjadi orang buangan di negara mereka sendiri. Hotel dan para tetangga menghindari mereka. Orang-orang China di seluruh dunia sekarang menghadapi diskriminasi rasial karena wabah virus corona.
Berasal dari Kota Wuhan, virus COVID-19 telah menyebar ke berbagai negara lain di seluruh negara. Hingga 19 Februari 2020, virus tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 2.000 jiwa. Berbagai acara dan konferensi telah ditunda. Dewan pemerintah China masih mempertimbangkan apakah akan menunda Kongres Rakyat Nasional atau tidak pada 5 Maret kelak.
China akan menghadapi kesulitan jika Kongres Rakyat Nasional benar-benar ditunda. Namun, penundaan itu akan membantu pemerintah China berfokus pada penanganan wabah dan melindungi kehidupan para pemimpin utama negara itu.
Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Presiden China Xi Jinping berjalan untuk menyampaikan pidatonya pada sesi penutupan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, China pada tanggal 20 Maret 2018. Gambar diambil dengan kecepatan rana yang lambat. (Foto: Reuters/Damir Sagolj/TPX Image of the day)
Pemerintah China Pertimbangkan Tunda Kongres Rakyat Nasional