Indonesia harus belajar dari pertemuan massal lebih dari 40.000 keluarga menjelang Tahun Baru Imlek di Distrik Baibuting, Wuhan, China pada 18 Januari. Pertemuan tersebut dianggap sebagai media awal penyebaran massal penyakit ini ke seluruh daratan China, yang kemudian menyebar ke 198 negara dan wilayah.
Fadjroel Rachman, Juru Bicara Presiden Indonesia menyebut dalam rilisnya, pemerintah tengah menggodok Peraturan Presiden (Perpres) dan Instruksi Presiden (Inpres) terbaru. Peraturan itu sedianya akan menjadi dasar hukum pengaturan mudik lebaran Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah untuk mencegah persebaran COVID-19.
Presiden Joko Widodo, menurutnya, telah meminta semua elemen masyarakat tetap fokus pada pencegahan meluasnya COVID-19 dengan mengurangi mobilitas antardaerah. Kebijakan ini dibuat demi memutus mata rantai persebaran virus corona.
Selain itu, imbauan secara gencar kepada masyarakat untuk tidak mudik selama pandemi COVID-19, dan bagi masyarakat yang terlanjur mudik agar meningkatkan pengawasan, meningkatkan protokol kesehatan, tetapi tidak melakukan skrining secara berlebihan.
“Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa keselamatan rakyat merupakan hal utama yang diupayakan pemerintah di tengah pandemi COVID-19. Artinya, keselamatan rakyat ialah hukum tertinggi,” ungkap Fadjroel.
Jutaan Muslim Indonesia pada akhir April diduga akan berduyun-duyun kembali ke kota dan desa asal mereka di seluruh Pulau Jawa dan penjuru Indonesia. Musim mudik 2020 akan menjadi ujian besar bagi upaya pemerintah membendung pandemi COVID-19 yang terus menyebar dengan cepat di Tanah Air.
Masih banyak perkembangan yang bisa terjadi selama periode ini, menurut analisis John McBeth dari Asia Times, tetapi pemerintah sudah pada titik membatalkan mudik. Keputusan itu dapat dilakukan dengan mematikan sarana transportasi atau membatasi kereta api dan layanan transportasi lainnya antara pusat-pusat kota dan pedesaan.
“No Mudik, No Piknik”, demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan kebijakan tingkat tinggi. Ketua Gugus Tugas COVID-19 Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan, “Keselamatan rakyat kita adalah prioritas tertinggi. Mudik menimbulkan risiko penularan ke seluruh negeri.”
Menurut sumber senior pemerintah, rekomendasi pertemuan itu akan diajukan kepada Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo pada Rabu (25/3), bersama dengan serangkaian gagasan komprehensif tentang upaya sosialisasi kebijakan tersebut. “Kita harus memperlakukan ini seperti perang biologis,” menurut sumber itu kepada Asia Times.
Selama liburan Lebaran setiap tahun, lebih dari 10 juta orang melakukan perjalanan di seluruh Jawa, salah satu pulau terpadat di dunia yang menampung 141 juta dari 273 juta penduduk Indonesia.
Meski kebijakan itu tidak akan populer, langkah ini mungkin dapat dicapai jika sebagian besar orang Indonesia menyadari betapa gentingnya situasi yang mereka hadapi. Beberapa pakar kesehatan memprediksi jumlah kematian terus meningkat dengan cepat pada skala yang setara dengan beberapa pusat wabah di Asia di luar China, yakni Iran dan Italia.
Selain mudik Lebaran, sebelumnya selama sebulan penuh, Indonesia menghadapi Ramadhan. Jika ini tak diawasi, maka Ramadhan pun akan menyumbang jumlah penderita terbesar buat Indonesia.
Ramadhan akan dimulai pada akhir April. Selama masa ini, umat Islam, yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia, mengadakan banyak kegiatan bersama yang melibatkan kontak dekat, seperti berbuka puasa di malam hari dan salat tarawih berjamaah di masjid-masjid.
Indonesia harus belajar dari pertemuan massal lebih dari 40.000 keluarga menjelang Tahun Baru Imlek di Distrik Baibuting, Wuhan, China pada 18 Januari. Pertemuan tersebut dianggap sebagai media awal penyebaran massal penyakit ini ke seluruh daratan China, yang kemudian menyebar ke 198 negara dan wilayah.
Penulis dan editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Mudik Lebaran mungkin dilarang oleh pemerintah jika penyebaran corona makin meluas. (Foto: Breaking News)
Pemerintah Siapkan Perpres dan Inpres Mudik Lebaran 2020