Penasihat Menteri Luar Negeri Iran Meninggal akibat Virus Corona
Seorang wanita Iran menutupi mulutnya dengan syal sambil mengenakan sarung tangan plastik, setelah wabah virus corona, saat dia berjalan di Teheran. (Foto: Reuters)
Berita Internasional > Penasihat Menteri Luar Negeri Iran Meninggal akibat Virus Corona
Penasihat Menteri Luar Negeri Iran Hossein Sheikholeslam dilaporkan menjadi salah satu korban meninggal akibat virus corona. Melonjaknya kasus COVID-19 baru ini telah dilaporkan dalam semalam, sehingga jumlah total orang yang terinfeksi di Iran menjadi lebih dari 4.500 orang.
Jumlah kematian di Iran akibat virus corona melampaui 120 orang pada Jumat (6/3), seiring media pemerintah melaporkan kematian seorang mantan diplomat senior yang menderita penyakit tersebut.
Hossein Sheikholeslam (penasihat Menteri Luar Negeri Iran yang ikut serta dalam krisis sandera kedutaan AS 1979) meninggal karena virus corona, menurut kantor berita resmi IRNA.
Berita kematiannya datang sebelum Kementerian Kesehatan Iran pada Jumat (6/3) mengkonfirmasi bahwa setidaknya 124 orang telah meninggal karena COVID-19, sementara lebih dari 1.000 orang telah didiagnosis virus dalam semalam—membuat jumlah total infeksi di Iran menjadi 4.747 orang, Middle East Eye melaporkan.
Angka-angka menunjukkan kenaikan tajam dari hanya sehari yang lalu, ketika pada Kamis (5/3) jumlah resmi kasus yang didiagnosis ada di angka 3.513, dan jumlah kematian sebanyak 107 orang.
Awal pekan ini, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa virus corona telah mempengaruhi “sebagian besar” provinsi Iran.
Iran telah menjadi pusat penyakit di Timur Tengah, di mana negara tersebut memiliki jumlah kematian tertinggi di luar China, tempat virus itu berasal. Beberapa kasus di wilayah itu juga datang dari orang-orang yang telah mengunjungi Iran pada bulan lalu.
Jumlah orang yang terinfeksi oleh virus corona secara global melampaui 100.000 orang pada Jumat (6/3), menurut penghitungan Reuters berdasarkan pernyataan dari Kementerian Kesehatan dan pejabat pemerintah Iran.
Suasana pemilu di Iran tahun ini. (Foto: The Times of Israel)
Saingan regional Arab Saudi pada Jumat meminta warganya untuk menyatakan apakah mereka telah mengunjungi Iran dalam dua minggu terakhir, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengendalikan virus corona, menurut otoritas penerbangan sipil kerajaan itu.
“Jika Anda berada di Iran dalam 14 hari terakhir, ambil inisiatif dan laporkan; lindungi kesehatan Anda dan kesehatan keluarga Anda,” bunyi tweet otoritas penerbangan sipil Saudi.
Anggota minoritas Syiah Arab Saudi cenderung merahasiakan kunjungan mereka kepada Iran.
Sekolah dan universitas Iran ditutup selama sebulan
Iran pada Kamis (5/3) mengatakan akan menutup semua sekolah dan universitas selama satu bulan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Menteri Kesehatan Iran Saeed Naamaki mengatakan, langkah ini adalah bagian dari rencana nasional untuk memerangi virus corona, lapor Middle East Eye.
Keluarga akan dihubungi melalui telepon untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan kasus, dan tim kesehatan akan mendisinfeksi ruang publik, tutur Namaki, menyebutkan provinsi Qom, Gilan, dan Isfahan sebagai lokasi di mana rencana ini akan dimulai.
Pada Minggu (8/3), Namaki mengatakan bahwa 300.000 tim (termasuk anggota milisi Basij) akan dikirim untuk melakukan skrining virus corona dari pintu ke pintu. Rencana tersebut memicu kecaman dari rakyat Iran secara online tentang kemungkinan tim-tim itu menyebarkan (bukannya menghentikan) infeksi.
Namun rencana yang diumumkan pada Kamis tidak menyebutkan skrining dari pintu ke pintu.
“Metode kami tidak pergi ke rumah,” ucap Namaki di TV pemerintah. “Kita bisa menggunakan komunikasi digital dan akhirnya telepon. Jadi kita tidak melihat alasan untuk pergi ke pintu rumah orang.”
Kementerian telekomunikasi sedang mengerjakan sebuah aplikasi untuk memungkinkan orang mendaftarkan kasus-kasus terduga infeksi, katanya.
Iran telah melaporkan rasio kematian terhadap infeksi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lain, yang memicu kekhawatiran bahwa jumlah orang yang terinfeksi mungkin lebih tinggi daripada yang ditunjukkan angka saat ini.
Sektor kesehatan Iran sudah dilemahkan secara drastis oleh sanksi AS sebelum wabah virus corona, dan pemerintah berusaha keras menanggapi laju infeksi yang cepat.
Bulan lalu, Namaki mengatakan, virus itu datang dari China ke kota suci Qom di Iran tengah. Dia mengatakan, pasien yang didiagnosis pertama adalah pedagang yang sering bepergian antara China dan Qom, dilansir dari Middle East Eye.
Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati
Keterangan foto utama: Seorang wanita Iran menutupi mulutnya dengan syal sambil mengenakan sarung tangan plastik, setelah wabah virus corona, saat dia berjalan di Teheran. (Foto: Reuters)
Penasihat Menteri Luar Negeri Iran Meninggal akibat Virus Corona