Ancaman virus corona semakin jelas pada Rabu (25/3) untuk jutaan orang di Inggris, dengan berita Pangeran Charles yang tertular COVID-19 dengan gejala ringan.
Sudah diselimuti kecemasan dan ketidakpastian, pengumuman dari Clarence House ini tiba-tiba meningkatkan taruhan bagi Inggris untuk masa depan, seiring COVID-19 melanjutkan perjalanan yang tampaknya tak terhindarkan di seluruh dunia.
Orang Amerika mungkin bertanya-tanya: Mengapa ini menjadi masalah besar? Betapapun tidak sempurna analoginya, mereka harus memikirkan hal ini dengan cara yang sama jika Wakil Presiden Amerika Serikat dinyatakan positif, tulis Maria Puente di USA Today.
Pangeran Wales (71) adalah kepala negara Inggris di masa depan sebagai Raja Charles III. Dia berada di barisan pertama pegganti ibunya, Ratu Elizabeth II, yang berusia 94 tahun bulan depan. Jika sesuatu terjadi pada mereka berdua, putra sulungnya, Pangeran William, Duke of Cambridge (37) akan menjadi Raja William V.
“Ini sangat penting,” ucap Sally Bedell Smith, penulis biografi Amerika terkait berbagai bangsawan, termasuk Charles, kepada USA Today.
“Itu masalah yang sangat besar karena Charles adalah pewaris yang jelas dan jika sesuatu terjadi padanya, maka putranya akan menjadi pewaris berikutnya.”
Meskipun raja tidak memiliki kekuatan terbuka dalam monarki konstitusional, Smith mengatakan, raja Inggris masih sangat penting untuk berfungsinya pemerintah Inggris, sebagai kepala militer, misalnya. Jika ahli waris mahkota tiba-tiba terancam, setidaknya itu meresahkan, tutur Smith.
Selain itu, jutaan orang Inggris tidak mengenal ahli waris yang lain selain Pangeran Charles, Pangeran Wales yang paling lama menjabat dalam sejarah Inggris.
“Inggris memiliki hubungan dengan Pangeran Charles, kebanyakan dari kita tidak ingat ahli waris yang lain,” ucap Victoria Arbiter, komentator tentang kerajaan di CNN kelahiran Inggris, yang merupakan putri dari salah satu mantan sekretaris pers ratu.
“Pangeran Charles telah berada di semua ruang keluarga kita, dia selalu ada di sana, dia bagian dari jalinan kehidupan Inggris.”
Memang benar, selalu ada kritikus yang bermimpi bahwa takhta akan melewati Charles dan langsung diberikan ke William, setidaknya sejak perceraian berantakan Charles dari ibu William, mendiang Putri Diana pada 1996, diikuti oleh kematian Diana yang mengejutkan dalam kecelakaan mobil Paris pada 1997.
Namun, monarki konstitusional tidak berfungsi seperti itu tanpa adanya revolusi atau tragedi. Jadi tidak mengherankan jika Inggris merasa khawatir: Tiba-tiba, skenario ini tampak sedikit tidak masuk akal.
Itu juga terjadi ketika posisi Charles dan masa depannya telah melonjak, seperti tahun-tahun ia menggantikan kegiatan ibunya, pekerjaan amal yang luar biasa, dan kebahagiaannya yang jelas dengan istri kedua, Duchess Camilla of Cornwall (72 tahun), yang telah meningkatkan profil publiknya. (Camilla dites negatif dan bersama Charles dalam isolasi di Birkhall, tanah miliknya di Balmoral di Skotlandia.)
“Dalam beberapa tahun terakhir, dia menjadi kakek favorit bangsa, dan orang-orang sekarang memahami dia berceramah tentang perubahan iklim, dan toleransi beragama lebih dari 40 tahun yang lalu,” imbuh Arbiter kepada USA Today.
“Ya, dia diejek, ya, dia sesekali dibenci. Namun, popularitasnya telah meroket dalam beberapa tahun terakhir. Orang-orang senang melihatnya mengawal Meghan (Markle) di altar di (pernikahannya dengan Pangeran Harry pada 2018), jadi dari sejumlah besar orang, ada lebih banyak pemahaman tentang dia sekarang.”
Tentu saja, ia masih menuai kritik, termasuk dari mereka yang membenci monarki secara umum. Mereka segera menyuarakan pandangan mereka.
“Bisakah semua wartawan tolong jangan mengulangi kebohongan bahwa Charles memenuhi kriteria untuk pengujian. Dia tidak memenuhinya. Kami berharap dia baik-baik saja, tetapi ini adalah krisis nasional di mana kita semua memiliki kepentingan dan di mana kita semua berisiko kehilangan orang yang dicintai. Sekarang adalah waktu untuk akses yang sama mendapatkan obat-obatan. Tidak ada pengecualian,” cuit organisasi republik utama, Republic.
Pangeran Charles dari Inggris positif mengidap virus corona baru. (Foto: Reader’s Diggest)
Sejauh ini, Charles dikatakan mengalami gejala virus corona ringan. Smith berujar, dia dalam kondisi sangat baik untuk pria seusianya.
“Dia sama sehatnya seperti halnya orang berusia 71 tahun,” tuturnya.
“Dia sangat bugar, dia banyak berjalan, banyak di luar ruangan, dia berolahraga secara teratur dan makan dengan sangat baik, minum secukupnya sehingga sistem kekebalan tubuhnya cukup kuat.”
Camilla mungkin lebih rentan terhadap penyakit, terang Smith, mengingat ia adalah mantan perokok berat.
“Kami diberi tahu bahwa ini kemungkinan tidak akan memburuk dan kami semua berharap itu yang terjadi,” sambung Arbiter.
“Ketika Anda melihat seorang tokoh terkenal atau bangsawan terinfeksi virus ini, itu menunjukkan ke semua orang bahwa kita semua rentan tidak peduli siapa Anda.”
Selain khawatir tentang Charles, perhatian secara alami beralih ke ratu, yang telah berada dalam kesehatan yang baik secara umum, dan suaminya yang sakit, Pangeran Philip, yang akan berusia 99 tahun pada Juni.
Keduanya telah berada di Kastil Windsor sejak Kamis (19/3) lalu; dia pindah ke sana dari Istana Buckingham seminggu sebelum rutinitas Paskah karena virus corona. Ia diterbangkan ke sana dari tanah kerajaan Sandringham di Norfolk, tempat ia tinggal sebagian besar sejak pensiun pada 2017.
Istana Buckingham menolak mengatakan apakah keduanya telah diuji.
Charles terakhir bertemu ratu sekitar dua minggu yang lalu.
“Yang Mulia Sang Ratu tetap dalam kesehatan yang baik,” ujar istana dalam sebuah pernyataan, dikutip USA Today.
“Sang Ratu terakhir bertemu Pangeran Wales sesaat setelah penobatan pada pagi hari tanggal 12 Maret dan mengikuti semua saran sehubungan dengan kesehatannya.”
Pada kebaktian Commonwealth Day 9 Maret di Westminster Abbey, Charles terlihat menyapa orang-orang dengan gerakan namaste dan sedikit membungkuk, alih-alih berjabatan tangan.
Dia juga terlihat pada 10 Maret duduk di seberang meja di sebuah acara amal bersama Pangeran Albert II dari Monako, yang mengumumkan pekan lalu bahwa dia juga telah dites positif terkena virus corona.
Berita virus corona telah memberikan perspektif baru tentang pergolakan baru-baru ini di Inggris atas keputusan Pangeran Harry dan Duchess Meghan dari Sussex untuk mengundurkan diri sebagai bangsawan senior dan pindah ke Kanada untuk menjadi bangsawan yang mandiri secara finansial.
Semua kemarahan dan tuduhan yang timbul dari “Megxit” seperti yang disebut tabloid, “lenyap menjadi tidak penting,” ungkap Smith kepada USA Today.
“Apa pun yang mereka rencanakan untuk lakukan dengan hidup mereka, dan saya berharap mereka baik-baik saja dengan kehidupan non-kerajaan mereka, tidak relevan saat ini,” imbuh Smith.
“Yang penting adalah Will dan (Duchess) Kate dan saya berharap mereka melakukan apa yang perlu mereka lakukan, mengikuti semua saran.”
“Dia lebih dari siap bagaimanapun nasib mereka: Dia sangat siap.”
Penerjemah: Aziza Fanny Larasati
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Pangeran Charles dan istrinya, Camilla. (Foto: Getty Images)
Prince Charles Positif Corona, Masalah Besar bagi Kerajaan Inggris