Menyusul dua kematian karena infeksi COVID-19, pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan lockdown di Riyadh, Mekah, dan Madinah. Dengan demikian, para jamaah umroh di seluruh dunia mesti siap menunda keberangkatannya untuk berziarah.
Saudi Arab akan memperluas jam malam nasionalnya mulai besok. Negeri kaya minyak ini juga telah memutuskan untuk menerapkan penguncian (lockdown), yang akan melarang masuk dan keluar dari ibu kota Riyadh, dan kota-kota suci Mekah dan Madinah. Kebijakan itu terpaksa diambil sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona baru.
Menurut sebuah pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency ( SPA), “Penduduk tiga belas provinsi kerajaan akan dilarang meninggalkan wilayah mereka atau pindah ke daerah lain,” ujarnya.
Dalam hal ini, pemerintah Saudi telah menjelaskan dengan pasti, kapan masa lockdown itu akan dibatasi, yakni 21 hari. Pun, mereka mengatur dengan jelas perihal jam keluar rumah.
“Penguncian akan mulai berlaku dari jam 3 sore besok, Kamis (26/3) selama 21 hari, yang dimulai pada Senin, dan akan diperpanjang empat jam.”
Sebelumnya, jam malam berlaku mulai pukul 19.00 hingga 06.00, kini dipercepat menjadi pukul 15.00 waktu setempat.
Raja Salman memerintahkan seluruh otoritas sipil dan militer membantu penegakan jam malam ini. Namun, jam malam tidak berlaku bagi karyawan sektor swasta dan publik yang vital, misalnya petugas keamanan, militer, kesehatan, dan media.
Selain itu, Arab Saudi juga telah menangguhkan perjalanan umrah hingga waktu yang belum ditentukan.
Pemerintah Saudi sebenarnya sudah mengambil langkah pengetatan, termasuk penutupan sekolah dan universitas, melarang salat berjamaah di masjid-masjid, memperpanjang jam malam, dan mengunci diri untuk mengarantina diri. Perjalanan internasional juga telah dilarang ke banyak negara lain di dunia yang lebih rentan terhadap virus.
Adapun langkah terbaru ini terjadi sehari usai kematian pertama akibat virus di kerajaan itu. Dikabarkan, seorang warga Afghanistan berusia 51 tahun meninggal kemarin di kota suci Madinah.
Jumlah keseluruhan kasus infeksi di negara ini telah meningkat dengan cepat, dengan jumlah total sekarang menjadi 900 dengan 29 telah pulih dan 869 masih terinfeksi.
Kematian pertama, sebagaimana ditulis Middle East Monitor, cukup mengejutkan bagi banyak orang di negara itu dan negara tetangga. Merespons kematian di Saudi, negara-negara Teluk dengan cepat memberlakukan langkah-langkah pencegahan yang ketat sejak berita wabah menyebar di sana.
Salah satu langkah paling keras dan paling penting yang diberlakukan adalah penangguhan haji umrah yang dihadiri jutaan orang setiap tahun dan pelarangan salat jamaah publik di semua masjid termasuk masjid agung di Mekah dan Madinah.
Sementara itu, dikutip dari situs Saudi Gazette, arahan lockdown kawasan Tanah Suci terutama dilatarbelakangi oleh sikap keras Raja Salman yang peduli dengan kesehatan dan keselamatan warga dan ekspatriat di sana. Diketahui sebelumnya, dalam pidato resminya beberapa waktu lalu, Raja Salman meyakinkan rakyat Saudi bahwa makanan, obat-obatan, dan kebutuhan bulanan akan dijamin selama negara menghadapi wabah COVID-19.
Dilansir dari The Guardian, raja berusia 84 tahun itu juga menyatakan pandemi virus corona sebagai ancaman besar bagi Kerajaan Arab Saudi dan kemanusiaan.
Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Arab Saudi membatasi ibadah umrah sementara di situs suci agama Islam di Kabah, Masjidil Haram di Mekkah sebagai langkah perlindungan dan menghambat penyebaran wabah virus corona baru. (Foto: Bandar Aldandani/AFP/Getty Images)
Usai Kematian Pertama Pasien COVID-19, Saudi Lockdown Tiga Kota