Pilpres AS 2020
Amerika

Trump dan Peningkatan Popularitas yang Mandek

Berita Internasional > Trump dan Peningkatan Popularitas yang Mandek

Menjelang Pilpres Amerika Serikat 2020, Donald Trump harus mencalonkan diri sebagai presiden dengan ketidakmampuan yang telah membunuh 100.000 orang dan mengarahkan ekonomi bangsa ke dalam depresi.

Kolumnis The Washington Post Colbert King dengan benar untuk menunjukkan Donald Trump memiliki kemampuan untuk menggertak dan memanipulasi pers. Presiden Amerika Serikat itu telah berhasil memfitnah berbagai media arus utama, yang sebagian besar telah meliput kepresidenannya dengan baik. Pada dasarnya, Trump telah membuat pers kewalahan.

King tampaknya salah karena mengatakan apa yang dilakukan Trump kepada media bertanggung jawab atas popularitasnya belakangan ini. Apa yang diindikasikan oleh kenaikan tingkat persetujuan itu pada dasarnya adalah Trump mendapatkan hadiah karena bersikap relatif normal selama beberapa minggu dan tampil selama satu jam penuh untuk mengatakan apa pun yang diinginkannya. Ini seperti kampanye ketika semua elemen bangsa dipaksa untuk menonton.

Di masa depan, Trump tampaknya tidak akan mampu mempertahankan tingkat persetujuan tersebut. Alasannya, Amerika Serikat kini bisa dibilang sedang menghadapi krisis terbesar dalam sejarah bangsa, dengan pengecualian perang melawan Nazi Jerman.

Selama Perang Dunia II, Jepang dengan cepat menjadi dan tetap menjadi pertunjukan sampingan.

Baca Juga: Pilpres AS 2020: Elektabilitas Trump dan Biden Nyaris Imbang

Dengan demikian, serangan terhadap Pearl Harbor di Hawai’i, World Trade Center di New York, dan Perang Vietnam secara keseluruhan mungkin adalah momen paling menentukan yang paling signifikan dari kehidupan kolektif Amerika Serikat.

Bagi generasi sebelumnya, kehancuran pasar saham pada September 1929 dan Depresi Hebat yang berlarut-larut sepanjang 1930-an telah menentukan nasib bangsa.

Bahkan sebelum pandemi COVID-19, Trump dibenci oleh setengah populasi Amerika. Warga kulit hitam, khususnya yang berusia lebih tua, tidak percaya padanya karena sikap ramah Trump terhadap kalangan supremasi kulit putih.

Dengan pasar saham berada pada level rendah yang mencetak rekor pada Februari 2020, menurut analisis Roger Schreffler dari Asia Times, peluang pemilihan kembali Trump pada Pilpres AS 2020 masih akan membutuhkan banyak dorongan. Salah satunya yang mungkin teratas dalam daftar ialah jika Partai Demokrat memilih Bernie Sanders untuk menjadi capres mereka.

Bagi kalangan sentris, kesempatan ditentukan oleh tiga negara bagian yang sama yang memilih Trump pada Pilpres AS 2016, yakni Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Dalam beberapa bulan ke depan, jumlah korban pandemi COVID-19 di Amerika Serikat bisa mendekati 100.000 kematian. Namun, bahkan setengah dari jumlah itu akan menjadi kegagalan kepemimpinan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi negara.

Pada September 2020, Amerika bisa jadi akan berada pada tingkat pengangguran tingkat depresi. Pasar saham akan bertahan jika beruntung, tetapi itu berada pada tingkat virtual era Obama.

Akankah ada obat ajaib bagi wabah virus corona baru pada Juni, Juli, atau Agustus? Sepertinya tidak.

Baca juga: Meski Ada Pandemi, Trump Tak Bisa Batalkan Pilpres AS

Akankah Trump disalahkan karena jumlah korban jiwa akibat pandemi? Tentu saja. Akankah Trump disalahkan ketika rakyat Amerika mati dalam kesendirian setelah meregang nyawa akibat penyakit COVID-19? Dampak semacam itu tentunya akan menghantam setiap bagian Amerika Serikat, termasuk negara bagian basis pendukung Trump.

Roger Schreffler dari Asia Times mengingat bibinya yang berusia 80 tahun yang telah terdampak penguncian wilayah di Florida selama berminggu-minggu. Sang bibi harus berteriak dari jendela untuk berbicara dengan putrinya di jalan. Dia masih tampak sehat untuk saat ini.

Salah satu hal yang diperlukan adalah menyedot 10 persen dari dukungan terhadap Trump pada Pilpres AS 2016 di tiga negara bagian swing states utama ditambah Florida, Arizona, dan North Carolina sehingga hampir tidak ada jalan bagi Trump untuk dipilih kembali.

Para politisi perempuan Partai Republik akan menjadi salah satu kelompok yang pertama terdampak.

Trump telah membuktikan seluruh argumen terhadapnya salah sebelumnya. Namun, kali ini pada Pilpres AS 2020, Trump harus mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua sebagai pemimpin yang dengan ketidakmampuannya telah membunuh sebanyak 100.000 orang, atau mungkin lebih jika perkiraan resmi terbukti benar, dan yang mengarahkan ekonomi bangsa ke dalam depresi.

Itu sebabnya peningkatan peringkat persetujuan baru Trump tampaknya tidak akan bertahan lama.

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Presiden AS Donald Trump terlihat sebelum naik ke Marine One dari South Lawn Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Maret 2020, ketika ia melakukan perjalanan ke National Institutes of Health untuk tur dan pengarahan tentang virus corona. (Foto: AFP)

 

Trump dan Peningkatan Popularitas yang Mandek

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top