Ekonomi AS
Amerika

Trump Takut Ekonomi AS Lumpuh akibat Virus Corona

Presiden Trump berbicara di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, D.C., pada Kamis, 19 Juli 2018. (Foto: NurPhoto/Getty Images/Cheriss May)
Berita Internasional > Trump Takut Ekonomi AS Lumpuh akibat Virus Corona

Trump mengatakan akan segera membuka kembali perekonomian AS, padahal WHO mengatakan bahwa AS mungkin akan menjadi episentrum baru virus corona. Ini menunjukkan ketakutan Trump bahwa ekonomi AS akan lumpuh, terlebih menjelang Pilpres AS 2020 yang rencananya akan digelar pada November mendatang.

Belum lama ini, Trump mengatakan warganya diperbolehkan keluar dari rumah dan menghadiri “gereja-gereja di seluruh negeri” pada hari Minggu Paskah.

Di hari yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan AS akan segera menjadi pusat pandemi global.

Sedangkan Trump mendesak agar ekonomi AS dapat “dibuka dan diluncurkan” hanya dalam waktu dua minggu.

“Masyarakat kita penuh semangat,” ujarnya kepada pemirsa Fox News.

Baca juga: Perang Dagang dan Virus Corona Ungkap Ketergantungan AS pada China

“Mereka tidak ingin terkunci di dalam rumah atau apartemen mereka. Itu bukan untuk negara kita. Kita tidak dibangun untuk itu.”

Veteran pemberantasan cacar Larry Brilliant mengatakan kepada The New York Times, mengakhiri karantina terlalu awal akan menjadi “kesalahan besar”.

Jika aturan karantina di seluruh negeri dicabut pada Paskah, 118 juta orang Amerika diperkirakan akan terinfeksi pada Oktober, dan kemungkinan mengakibatkan lebih dari 1,2 juta orang meninggal.

Itu masih belum ditambah dengan kemungkinan korban karena gangguan sistem kesehatan yang akan terjadi. Gangguan pada sistem kesehatan dapat meningkatkan tingkat kematian secara substansial.

Meski demikian, Trump menegaskan kesehatan warga Amerika adalah prioritasnya.

Pendeta Roger Grimmett menyampaikan kebaktian pagi di First United Methodist Church di Springfield, Illinois, Amerika Serikat Minggu, 15 Maret 2020 melalui live streaming di laman Facebook gereja. Kehadiran fisik dalam kebaktian telah dilarang sebagai bagian dari pembatasan berkumpul dan bergerak demi mencegah penyebaran virus corona baru. (Foto: Justin L. Fowler/The State Journal-Register/USA Today Network)

Virus Corona jadi masalah partisan

Jajak pendapat Gallop pekan lalu menunjukkan 73 persen Demokrat takut terkena virus corona, dibandingkan dengan hanya 42 persen Republikan.

Itu kemungkinan disebabkan oleh informasi salah yang disebarkan oleh Fox News, yang condong ke arah politik Partai Republik.

Namun, itu mungkin lebih berkaitan dengan geografi.

Tahap awal wabah memiliki dampak yang jauh lebih berat di negara-negara bagian yang condong ke Demokrat seperti New York, Washington, dan California.

Seperti yang ditunjukkan oleh The Atlantic, negara-negara bagian yang condong ke Republik telah menunjukkan urgensi yang lebih kecil tentang wabah tersebut, karena sebagian besar dari mereka belum terkena dampak serius.

Gubernur dan anggota Kongres dari Partai Republik telah mendesak Presiden untuk mengutamakan ekonomi.

“Kami tidak melumpuhkan ekonomi kami karena puluhan ribu orang telah mati di jalan raya,” ujar Senator Partai Republik Ron Johnson, dikutip dari ABC.

“Terinfeksi virus corona bukanlah hukuman mati,” lanjutnya.

Terlepas dari itu, Senator tersebut benar tentang satu hal: dampaknya terhadap ekonomi tidak dapat diabaikan.

Amerika hadapi bahaya ekonomi

Dalam dua minggu terakhir, klaim asuransi pengangguran di Amerika Serikat telah melonjak 1.500 persen.

Lebih dari 3 juta orang Amerika mengajukan klaim pengangguran baru minggu lalu.

Baca juga: Virus Corona Akan Datangkan Bencana bagi Ekonomi AS

Itu hampir lima kali tingkat klaim tertinggi yang terlihat selama krisis keuangan global tahun 2007.

Ekonomi negara terkaya dan terkuat di muka bumi ini runtuh di depan mata kita.

Senat AS kini telah mengesahkan paket penyelamatan ekonomi terbesar dalam sejarah, yaitu senilai US$2,2 triliun. Nilai itu setengah dari seluruh anggaran tahunan Amerika Serikat dan sekitar 10 persen dari seluruh output ekonomi tahunan Amerika.

Yang menjadi masalah adalah itu tidak ditujukan untuk merangsang pertumbuhan.

Namun, jumlah itu digunakan untuk mengirim cek senilai US$4.000 kepada jutaan keluarga Amerika dan meningkatkan tunjangan pengangguran secara signifikan, yang ditujukan untuk mencegah para tuna wisma kelaparan, atau marah.

Presiden memiliki kekuatan untuk memicu dan menahan kerusuhan

Ancaman kerusuhan sosial sangat nyata di benak para pembuat kebijakan dan kepala polisi Amerika.

Warga yang marah, bersenjata, dan terkurung sepanjang musim panas tanpa penghasilan, adalah kombinasi yang berbahaya bagi negara.

Contohnya dapat dilihat di hari-hari setelah Badai Katrina melanda New Orleans, ketika respons darurat yang lambat menyebabkan ribuan orang terjebak dengan sedikit makanan atau air.

Sekarang, seluruh negara bagian Louisiana menghadapi bencana baru dan berpotensi lebih serius, mencatat tingkat tertinggi ketiga infeksi COVID-19 di negara itu, di belakang New York dan Washington.

Di Louisiana, kemiskinan meluas, kualitas layanan kesehatan termasuk yang terburuk di Amerika.

Di seluruh negeri, rasa takut akan penjarahan (atau lebih buruk) harus dipertimbangkan para penasihat keamanan Presiden ketika mereka melihat antrean di toko-toko senjata.

Mungkin itu sebabnya anggota Kongres mulai membahas paket penyelamatan ekonomi berikutnya, bahkan sebelum stimulus disahkan.

Selain itu, mungkin itulah bagian dari alasan mengapa Presiden AS bersikeras penyembuhan virus corona (yang melibatkan karantina berbulan-bulan dan disertai dengan keruntuhan ekonomi), tidak dapat dibiarkan menjadi lebih buruk daripada masalah itu sendiri.

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Presiden Trump berbicara di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, D.C., pada Kamis, 19 Juli 2018. (Foto: NurPhoto/Getty Images/Cheriss May)

Trump Takut Ekonomi AS Lumpuh akibat Virus Corona

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top