Amerika

Ungguli Trump 25 Poin, Biden Ancang-ancang Jadi Presiden AS?

Berita Internasional > Ungguli Trump 25 Poin, Biden Ancang-ancang Jadi Presiden AS?

Mantan Wakil Presiden Joe Biden unggul 25 Poin dari Presiden Donald Trump di beberapa negara bagian. Secara nasional, Biden juga unggul sembilan poin.

Mantan Wakil Presiden Joe Biden unggul sembilan poin dari Presiden Donald Trump secara nasional, dan keunggulannya di negara-negara bagian kunci bahkan lebih besar, menurut jajak pendapat Fox News terbaru.

Biden memimpin Trump dengan 49-40, tidak jauh berbeda dengan margin sebulan yang lalu dalam jajak pendapat yang sama. Di negara-negara bagian utama, Biden unggul 25 poin, dengan perbandingan 57-32.

Trump telah berulang kali mengeluh tentang jajak pendapat Fox News, yang secara konsisten menunjukkan Biden unggul 11 poin secara nasional. Setelah jajak pendapat itu bulan lalu menunjukkan dia kalah sembilan poin, presiden menyebutnya “jajak pendapat terburuk.”

“Siapa pun pengumpul suaranya, mereka payah,” kata Trump lewat akun Twitter-nya.

Baca Juga: Pilpres AS 2020: Elektabilitas Trump dan Biden Nyaris Imbang

Kampanye pilpres telah teredam oleh pandemi virus corona, yang telah memaksa Biden tersingkir sementara dari jalur kampanye seiring media-media menyiarkan arahan harian Trump. Peringkat persetujuan presiden juga meningkat selama krisis, meskipun tetap negatif.

Jajak pendapat Monmouth, yang diterbitkan pekan lalu, menunjukkan Biden memimpin hanya dengan tiga poin, 48-45, meskipun ia unggul sembilan poin di 300 distrik ayunan.

Jajak pendapat Washington Post/ABC News yang dipublikasikan pekan lalu menunjukkan Biden memimpin dengan 49-47 dalam survei yang memiliki margin of error (poin persentase perbedaan hasil dari nilai populasi nyata) sebesar 3,5 persen. Jajak pendapat terakhir Washington Post/ABC News, yang dilakukan pada Februari, menunjukkan Biden unggul tujuh poin.

Biden, yang mengalahkan Senator Bernie Sanders dalam pemilu pendahuluan bulan Maret, telah menggemakan pesan “elektabilitas”.

Jajak pendapat menemukan, 86 persen pendukung Trump “antusias” untuk memilihnya lagi pada November nanti dibandingkan dengan 74 persen pemilih yang mengatakan mereka berencana memilih Biden.

Sementara itu, 55 persen pendukung Trump mengatakan mereka “sangat antusias” untuk mendukung presiden, dibandingkan dengan hanya 28 persen pendukung Biden.

Kesenjangan antusiasme yang sedemikian besar telah mempersulit kampanye. Pada 2012, Mitt Romney mengalami defisit antusiasme 25 poin, mantan Senator John McCain mengalami defisit antusiasme 33 persen pada 2008, dan pada 2004, mantan Senator John Kerry juga mengalami defisit antusiasme 16 poin, menurut laporan The Washington Post. Ketiga kandidat ini kemudian kalah dalam pilpres masing-masing.

Namun, Biden memiliki faktor penting, yaitu kemampuannya untuk menjangkau pendukung Sanders. Jajak pendapat menemukan 79 persen dari pendukung Sanders saat ini berencana untuk memilih Biden.

Angka itu masih lebih kecil dibandingkan dengan 84 persen pemilih Sanders yang mengatakan mereka akan mendukung Hillary Clinton pada November 2016.

Situasi pemilu pendahuluan Partai Demokrat, di mana Biden selalu unggul, masih diliputi ketidakpastian. Banyak negara bagian telah menunda pemilu pendahuluannya di tengah ketakutan akan virus corona, dan tidak jelas apakah akan ada debat capres lebih lanjut. Sanders mengatakan minggu lalu dia siap untuk berdebat dengan Biden bulan depan, tetapi Biden tidak tertarik.

“Saya rasa kita sudah cukup banyak berdebat,” kata Biden, dikutip dari Politico.

Dengan kampanye terganggu oleh virus corona, tidak jelas bagaimana Biden dapat menjangkau kelompok-kelompok pemilih utama.

“Kesenjangan antusiasme yang ditunjukkan dalam jajak pendapat itu meresahkan,” tutur ahli strategi Demokrat Brad Bannon kepada The Hill.

“Segala sesuatu yang telah dilakukan presiden sejak pelantikannya dirancang untuk menyokong Partai Republik, dan upaya itu membuahkan hasil.”

“Itu pastinya mengkhawatirkan,” ujar Julian Zelizer, profesor sejarah dan hubungan masyarakat di Universitas Princeton.

Baca Juga: Pilpres AS 2020: Trump Kalah Mutlak di Polling Terbaru

“Mengingat bagaimana kinerja Presiden Trump dalam krisis ini, dukungan untuk Biden harusnya sangat tinggi, tetapi nyatanya tidak begitu.”

Namun, ahli strategi Demokrat Joel Payne berpendapat rekor jumlah pemilih di beberapa negara bagian yang Biden menangkan menunjukkan kesenjangan antusiasme itu tidak tepat.

“Indikator terbaik untuk Biden adalah statistik jumlah suara pemilih Demokrat yang besar di sejumlah negara bagian utama hingga awal Maret,” jelasnya.

“Jumlah pemilih kami mirip dengan tingkat partisipasi yang terlihat di era Obama. Yang lebih mengesankan bagi Biden adalah lonjakan jumlah pemilih berasal dari pemilih tua dan pemilih di pinggiran kota. Itulah gelombang yang akan mengangkat Biden ke Gedung Putih.”

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Calon Presiden AS Joe Biden ungguli Trump di jajak pendapat terbaru. (Foto: National Review)

Ungguli Trump 25 Poin, Biden Ancang-ancang Jadi Presiden AS?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top