Paus Fransiskus untuk pertama kalinya melewatkan tradisi pra-Paskah sejak terpilih pada 2013. Paus diduga hanya terkena flu dan tidak enak badan ringan, di tengah merebaknya wabah virus corona di Italia.
Paus Fransiskus mengumumkan pada Minggu (1/3), flu yang dideritanya telah memaksanya untuk melewatkan retret spiritual pra-Paskah dengan para pejabat senior Vatikan di dekat Roma untuk pertama kalinya sepanjang masa kepausannya.
Pengumuman mengejutkan yang akan mencegahnya menghadiri pertemuan yang sangat ia sukai itu menandai ketakutan kesehatan pertama bagi paus berusia 83 tahun sejak pemilihannya pada 2013.
Pada Sabtu (29/2) malam, Vatikan menegaskan Paus Fransiskus akan mengambil bagian dalam retret. Hal itu mengindikasikan, keputusan untuk melewatkan tradisi tersebut merupakan keputusan mendadak. Retret dimulai pada Minggu (1/3) sore.
Dilansir dari Reuters, Paus Fransiskus mengumumkan kepada ribuan orang di Lapangan Santo Petrus selama penampilan publik pertamanya sejak Rabu (26/2) lalu, ketika ia terlihat batuk dan bersin.
“Sayangnya flu ini akan memaksa saya untuk tidak ambil bagian dalam retret tahun ini. Saya akan mengikuti sesi meditasi dari sini,” tutur Paus Fransiskus, berbeda dari naskah pidatonya yang sudah disiapkan.
Paus Fransiskus beberapa kali terbatuk saat menyampaikan pidato singkat pada Minggu (1/3) dan terdengar seperti hidungnya tersumbat. Fransiskus telah kehilangan sebagian paru-parunya yang diangkat ketika ia berusia 20-an tahun di tempat asalnya Buenos Aires, Argentina setelah ia menderita penyakit.
Vatikan sebelumnya hanya mengatakan Paus Fransiskus menderita “sedikit tidak sehat” yang memaksanya untuk membatalkan sebagian besar audiensi dalam tiga hari terakhir. “Saya akan menyatukan diri saya secara spiritual dengan para peserta dan semua orang yang berdoa. Saya akan melakukan latihan spiritual dari rumah,” ujar Fransiskus.
Situs Il Sismografo yang mencatat urusan Gereja Katolik Roma mengatakan itu adalah pertama kalinya sejak 1950 seorang paus melewatkan retret masa pra-Paskah.
Paus tinggal di Santa Marta, wisma Vatikan tempat dia tinggal di sudut bangunan sederhana setelah memilih untuk tidak menggunakan apartemen kepausan yang luas di Istana Apostolik.
Wabah corona di Italia
Paus Fransiskus telah jatuh sakit ketika Italia sedang berjuang melawan penyebaran virus corona yang berpotensi mematikan. Pada Jumat (28/2), juru bicaranya Matteo Bruni membantah spekulasi bahwa Fransiskus lebih dari sekadar merasa tidak sehat.
“Tidak ada bukti yang mengarah pada diagnosis apa pun kecuali tidak enak badan ringan,” tegas Bruni.
Sejumlah orang di Lapangan Santo Petrus mendengar Paus Fransiskus mengenakan masker wajah.
Italia telah mendaftarkan lebih dari 1.100 kasus virus corona yang dikonfirmasi sejak 20 Februari 2020 dan sedikitnya 29 kematian, yang menjadi penularan virus terburuk di Eropa.
Setelah terpilih, Paus Fransiskus memutuskan hubungan dengan tradisi para pendahulunya yang mengadakan retret di Vatikan, lantas memindahkannya ke properti Gereja di Kota Arricia di selatan Roma.
Pembatalan itu merupakan kemunduran pribadi bagi Paus Fransiskus, anggota ordo religius Yesuit. Seperti kelompok-kelompok lain di Gereja Katolik Roma, Yesuit mengutamakan perhelatan retret dan latihan spiritual jauh dari tempat kerja normal seseorang.
Beberapa misa Rabu Abu pra-Paskah dibatalkan atau dibatasi di wilayah Italia utara yang terdampak penyebaran virus corona.
Reuters melaporkan, Paus Fransiskus melewatkan beberapa peristiwa di awal kepausannya pada 2013 dan 2014, tetapi penyebabnya diyakini karena gangguan usus. Paus juga menderita beberapa sakit kaki karena linu panggul. Penyakit itu membuatnya menjalani terapi fisik secara teratur dan menjelaskan kesulitannya menaiki tangga sesekali.
Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Paus Fransiskus menunjukkan gejala flu, di tengah merebaknya virus corona di Italia. (Foto: Barcroft Images)
Wabah Corona Merebak, Paus Fransiskus Tunjukkan Gejala Flu