Kepulauan Natuna
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Konflik dengan China, Indonesia Minta Jepang Investasi di Kepulauan Natuna

Presiden Indonesia Joko Widodo dan istrinya Iriana tiba di Natuna untuk menghadiri latihan militer. (Foto: Reuters)
Berita Internasional > Konflik dengan China, Indonesia Minta Jepang Investasi di Kepulauan Natuna

Presiden Indonesia Joko Widodo pada Jumat (10/11) meminta Jepang untuk meningkatkan investasi di bidang perikanan dan energi di Kepulauan Natuna, menyusul pertikaian dengan China di perairan dekat Laut China Selatan yang disengketakan.

Joko Widodo membuat permintaan tersebut saat kunjungan ke Jakarta oleh Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi, menurut kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Geng Shuang: China Berhak Berlayar di Dekat Kepulauan Natuna

“Saya ingin mengundang Jepang untuk berinvestasi di Kepulauan Natuna,” ujarnya kepada Motegi, dan menambahkan bahwa Jepang adalah salah satu mitra ekonomi utama Indonesia.

Joko Widodo mengunjungi Kepulauan Natuna pada Rabu (8/1) untuk menegaskan kedaulatan Indonesia atas gugusan pulau dan perairan di sekitarnya, setelah laporan bahwa penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China telah memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia beberapa kali sejak bulan lalu.

China sendiri tidak mengklaim Kepulauan Natuna, tetapi mengatakan memiliki hak menangkap ikan di dekatnya di dalam Sembilan Garis Putus yang diklaim China—garis di peta China yang katanya menunjukkan wilayah dan perairannya.

Jalur ini berliku jauh ke selatan dari China dan mencakup sebagian besar Laut China Selatan, tetapi merupakan klaim yang tidak diakui secara internasional.

Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan memiliki klaim yang bersaing di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan kepada wartawan, Jokowi telah meminta Jepang untuk berinvestasi di bidang perikanan, energi, dan pariwisata di Natuna.

“Kami juga sepakat untuk memperkuat koordinasi penjaga pantai,” imbuhnya.

Indonesia telah meningkatkan patroli udara dan laut di daerah tersebut dan memanggil Duta Besar China atas masuknya kapal-kapal itu. Seorang juru bicara militer Indonesia mengatakan, kapal-kapal itu meninggalkan daerah tersebut setelah kedatangan Jokowi, menurut laporan Reuters.

China mengatakan sedang melakukan kontak dengan Indonesia melalui saluran diplomatik untuk menyelesaikan perbedaan dan menegakkan stabilitas di kawasan tersebut.

Natuna

Sebuah perahu karet Angkatan Laut Indonesia (paling kiri) berhadapan dengan kapal Penjaga Pantai China di dekat Pulau Natuna. (Foto: KKP)

Motegi, berbicara melalui seorang penerjemah setelah pertemuan dengan Retno Marsudi, tidak merujuk pada China, tetapi mengatakan Jepang khawatir tentang situasi di Laut China Selatan.

Baca juga: Hadang China, Indonesia Tingkatkan Kehadiran Militer di Kepulauan Natuna

“Kami berbagi kekhawatiran serius mengenai upaya untuk mengubah dengan memaksa status quo secara sepihak, dan kami mengkonfirmasi kolaborasi erat yang berkelanjutan,” ujarnya.

Jepang tahun lalu memberi Indonesia Rp100 miliar untuk membangun pasar ikan di Kepulauan Natuna, yang akan dinamai Tsukiji, yang diambil dari nama pasar Tokyo yang terkenal, media melaporkan.

Konstruksi pasar di Kepulauan Natuna, dan pasar di pulau-pulau Indonesia lainnya, akan dimulai tahun ini, imbuh Motegi.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada Kamis (2/1) menegaskan sikapnya dalam konflik diplomatik, setelah Indonesia memprotes masuknya puluhan kapal China, termasuk dua kapal penjaga pantai, ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia akhir bulan lalu.

“Posisi dan proposisi China mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS (Konvensi PBB tentang Hukum Laut),” katanya dalam konferensi pers di ibu kota China, dikutip dari Radio Free Asia.

“Jadi, entah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, tidak ada yang akan mengubah fakta objektif bahwa China memiliki hak dan kepentingan atas perairan itu,” lanjutnya.

Menanggapi kritik awal dari Indonesia, Geng mengatakan dalam konferensi pers bahwa China memiliki kedaulatan atas Kepulauan Nansha (nama China untuk Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan, berjarak 1.100 kilometer dari Kepulauan Natuna) “dan memiliki hak kedaulatan dan yurisdiksi atas perairan yang relevan di sekitar Kepulauan Nansha.”

“China memiliki hak historis di Laut China Selatan” dan nelayan China telah lama terlibat dalam kegiatan perikanan yang “legal dan sah” di perairan dekat kepulauan itu, katanya kepada para wartawan, Selasa (31/12).

Baca juga: Konflik Natuna, China Uji Peran Indonesia di ASEAN

“Penjaga Pantai China melakukan tugas mereka dengan melakukan patroli rutin untuk menjaga ketertiban laut dan melindungi hak-hak dan kepentingan rakyat kami yang sah di perairan yang relevan,” ucap Geng Shuang.

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Presiden Indonesia Joko Widodo dan istrinya Iriana tiba di Natuna untuk menghadiri latihan militer. (Foto: Reuters)

Konflik dengan China, Indonesia Minta Jepang Investasi di Kepulauan Natuna

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top